MEMBONGKAR ritual aneh dan taktik kotor pebulu tangkis ganda putra India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, hingga raih juara akan diulas Okezone. Pasalnya, taktik ini kerap dilakukannya hingga jadi sorotan.
Ya, Rankireddy/Shetty kini jadi andalan India di sektor ganda putra. Mereka terus bersaing di level tinggi hingga kini menduduki peringkat 6 di ranking BWF.
Sejumlah gelar juara telah berhasil diraih duet Rankireddy/Shetty. Di antaranya, ada gelar juara Prancis Open 2022. Ini jadi pencapaian terbaik Rankireddy/Shetty karena mereka baru pertama kali meraih gelar juara di level Super 750.
Meski begitu, dalam berlaga, Rankireddy/Shetty kerap mendapat sorotan karena kerap melakukan ritual aneh dan taktik kotor yang mengganggu mental lawannya demi meraih kemenangan. Ritual aneh dan taktik kotor yang dimaksud adalah aksi bisik-bisik yang kerap mereka lakukan dan juga kebiasaan mendelay permainan.
Aksi tersebut biasanya dilakukan Rankireddy/Shetty kala mereka tengah tertinggal atau lawan mendapatkan momentum untuk meraih banyak poin. Lewat cara ini, konsentrasi lawan tampak terganggu sehingga bisa merusak kans meraih kemenangan.
Salah satu aksi Rankireddy/Shetty dalam melakukan ritual aneh dan taktik kotor itu terlihat dalam perjuangannya meraih gelar juara Prancis Open 2022. Setidaknya, mereka melakukan cara itu dalam laga perempatfinal, semifinal, hingga final Prancis Open 2022.
Di perempatfinal, mantan ganda putra nomor 1 dunia, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang), jadi korbannya. Mereka kena aksi “nakal” Rankireddy/Shetty kala sedang berhasil mengejar ketertinggalannya. Salah satunya terjadi di game pertama, dari tertinggal 16-20, Hoki/Kobayashi berhasil mengejar menjadi 21-21.
Setelah itu, aksi bisik-bisik dan mendelay pertandingan dengan membenarkan posisi sepatu terus dilakukan Rankireddy/Shetty. Fokus Hoki/Kobayashi pun tampak terganggu hingga mereka menelan kekalahan.
Hal itu pun dilakukan Rankireddy/Shetty di semifinal kala melawan wakil Korea Selatan, Choi Sol Gyu/Kim Won Ho, hingga akhirnya menang. Di final, Lu Ching Yao/Yang Po Han (Taiwan) yang gantian jadi korban. Mereka kalah dengan skor 13-21 dan 19-21.