Soal Cara Redam Viktor Axelsen, Anthony Ginting Satu Pendapat dengan Jonatan Christie

JAKARTA – Tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, punya pandangan yang sama dengan Jonatan Christie soal cara redam keganasan raja bulu tangkis saat ini, Viktor Axelsen. Anthony menyebut butuh kesabaran untuk melawan Viktor Axelsen.

Axelsen merupakan pemain yang sulit dikalahkan pada sektor tunggal putra saat ini. Pemain nomor satu dunia itu selalu saja bisa mengalahkan lawan-lawannya sehingga kerap keluar sebagai juara di berbagai turnamen.

Meski demikian, bukan berarti pemain asal Denmark itu tak punya titik lemah. Anthony Ginting mengungkapkan, menurutnya salah satu titik lemah Axelsen adalah ketika diajak bermain dengan tempo waktu yang lama.

Meski menjadi titik lemah Axelsen, Anthony Ginting mengakui tak mudah meladeni permainan dengan cara itu. Sebab, dibutuhkan kesabaran yang ekstra.

BACA JUGA: Berpotensi Lawan Jonatan Christie dan Chico Aura, Viktor Axelsen Tak Pusingkan Hasil Drawing Denmark Open 2022

“Ya pasti ada, harus diajak main lama kalau saya, tapi ya selebihnya, rahasia,” kata Anthony Ginting kepada awak media termasuk MNC Portal Indonesia, Jumat (14/10/2022).

“Dari saya nonton pas lawan yang lain emang, harus siap capek dulu karena kalau kita mau buru-buru matiin atau buru-buru mau dapet poin, enggak semudah itu. Malah jadi bumerang kayak mati sendiri. Memang harus lebih sabar aja,” sambungnya.

BACA JUGA: Wakil Indonesia Kerap Kesulitan Main Sabar saat Lawan Viktor Axelsen, Ini Tanggapan Jonatan Christie

Lebih lanjut, pemain kelahiran Cimahi itu mengungkap untuk melawan Axelsen, tidak bisa memainkan satu strategi saja. Pemain harus menggunakan banyak strategi dengan sabar.

Anthony Ginting menilai keputusan untuk mengubah strategi ini yang harus lebih diperhatikan. Sebab, jangan sampai strategi yang dimainkan justru membuat sang raja dunia bulu tangkis itu semakin nyaman dalam melancarkan serangannya.

“Ya memang harus benar-benar tepat strateginya tidak boleh menyerang terus, bertahan terus, harus mix and match, harus tepat dan pas,” jelas Anthony.

“Karena kalau ada yang kurang tepat jadi bumerang sendiri misalnya kita main nyerang terus otomatis pergerakannya lebih besar. Dia tinggal gitu-gitu doang,” sambungnya.