BEKASI – Legenda bulu tangkis Indonesia, Markis Kido meninggal dunia di usia 36 tahun pada Senin, 14 Juni 2021. Rumah duka mendiang Kido di Kota Bekasi, Jawa Barat, ramai dengan karangan bunga dari para rekan sepofresi.
Salah satu karangan bunga datang dari Hendra Setiawan, yang pernah menjadi pasangan Kido. Pasangan ganda putra Kido/Hendra sangat berjaya pada masanya.
“Turut berduka cita sedalam-dalamnya atas meningalnya Markis Kido,” kalimat yang tertera pada karangan bunga yang dikirim Hendra Setiawan.
Dipasangkan pada 2002, Kido/Hendra meraih beragam prestasi cemerlang. Kedua pemain pernah merasakan gelar juara dunia 2007 di Kuala Lumpur, medali emas Olimpiade Beijing 2008 dan emas Asian Games 2010 Guangzhou.
Baca juga: Jasa Besar Markis Kido, Antarkan Marcus Fernaldi Gideon Jadi Pemain Peringkat Satu Dunia
Karangan bunga juga datang dari Presiden Joko Widodo. Karangan bunga dari Presiden Jokowi didominasi dengan warna kuning dengan sedikit warna hitam dan putih. Pada karangan bunga terlihat tulisan, “Turut berduka cita atas wafatnya saudara Markis Kido.”
Baca juga: Markis Kido Meninggal Dunia, Ibunda: Dia Memang Mau Hidup dan Matinya di Lapangan
Pada kalimat terakhir tampak nama jelas, Presiden Joko Widodo dan keluarga sebagai pengirim karangan bunga.
Markis Kido wafat saat bermain bulu tangkis pada Senin, 14 Juni 2021 di sebuah arena di Tangerang. Mendiang Kido tiba-tiba tersungkur dan sempat dibawa ke rumah sakit. Namun, Kido dinyatakan telah meninggal.
Mantan pebulutangkis Timnas Indonesia, Candra Wijaya menjelaskan kronologi Markis Kido meninggal dunia. Kata dia, mantan pemain yang hadir di arena, melihat Kido tiba-tiba terjatuh dan tidak sadarkan diri saat baru bermain setengah gim. Saat itu sekitar jam 18.30 WIB.
Zul Asteri, ibunda Markus Kido mengungkapkan bahwa putranya memiliki riwayat stroke. Dia juga mengukapkan bahwa putranya seperti berkeinginan hidup dan mati di lapangan bulu tangkis.
Rumah duka mendiang Markis Kido berada di Jalan Gemak B149, RT.003/RW.009, Jaka Setia, Kec. Bekasi Selatan, Kota Bekasi. Alharmarhum akan disemayamkan satu tempat dengan peristirahatan terakhir ayahnya, Djumharbey Anwar TPU Kebon Nanas, Cipinang.
(Rachmat Fahzry)