Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Susy Susanti, Ratu Bulu Tangkis Dunia yang Tak Pernah Raih Emas Asian Games

Rivan Nasri Rachman , Jurnalis-Jum'at, 26 Desember 2025 |18:57 WIB
Kisah Susy Susanti, Ratu Bulu Tangkis Dunia yang Tak Pernah Raih Emas Asian Games
Legenda bulu tangkis Indonesia, Susy Susanti. (Foto: PB Djarum)
A
A
A

DALAM sejarah bulu tangkis Indonesia, nama Susy Susanti menempati kasta tertinggi sebagai legenda tunggal putri terbaik sepanjang masa. Pencapaiannya yang paling monumental tentu saja keberhasilannya mempersembahkan medali emas pertama bagi Indonesia di ajang Olimpiade Barcelona 1992.

Namun, di balik lemari trofinya yang penuh dengan gelar bergengsi dunia, terdapat satu fakta unik yang jarang disadari, Susy tidak pernah mencicipi podium tertinggi di pesta olahraga terbesar se-Asia, Asian Games.

Lahir di Tasikmalaya pada 11 Februari 1971, perjalanan besar Susy dimulai dari PB Tunas Tasikmalaya sebelum akhirnya hijrah ke Jakarta untuk bergabung dengan PB Jaya Raya. Di bawah tempaan dingin pelatih Liang Chiu Sia, karakter permainan reli panjang yang melelahkan serta teknik "smash" tajam Susy mulai terbentuk, menjadikannya momok bagi lawan-lawan tangguh di panggung internasional.

1. Tangisan Haru di Barcelona

Puncak kejayaan Susy terjadi pada tahun 1992, ketika ia mengukir sejarah di Barcelona. Setelah menyingkirkan wakil China, Huang Hua, Susy menghadapi Bang Soo-hyun dari Korea Selatan di partai final yang dramatis.

Susy Susanti
Susy Susanti

Meski sempat kalah di set pertama, Susy bangkit dan menang dengan skor 5-11, 11-5 dan 11-3. Kemenangan ini tidak hanya memberikan emas bagi dirinya, tetapi juga menyatukan kebahagiaan dengan sang suami, Alan Budikusuma, yang turut meraih emas di nomor tunggal putra.

Karier istri Alan Budikusuma ini semakin mentereng dengan koleksi lima gelar Indonesia Open, lima gelar World Grand Prix Finals, serta empat mahkota All England. Tak hanya di nomor individu, Susy juga menunjukkan jiwa kepemimpinannya sebagai kapten tim saat membawa Indonesia mematahkan dominasi China untuk menjuarai Piala Uber pada edisi 1994 dan 1996.

Atas dedikasi luar biasanya, BWF secara resmi memasukkannya ke dalam Hall of Fame pada tahun 2004.

 

2. Satu-satunya Gelar yang Belum Diraih

Meskipun menyandang status "Ratu Bulu Tangkis Dunia", ajang Asian Games seolah menjadi tembok yang tak mampu ditembus Susy hingga akhir kariernya. Catatan terbaiknya di multievent Asia ini hanya sebatas medali perak pada nomor beregu putri di edisi 1990 dan 1994.

Susy Susanti YouTube
Susy Susanti YouTube

Di nomor perorangan, Susy bahkan belum pernah melaju ke babak final dan harus puas dengan raihan medali perunggu. Pada Asian Games 1990 di Beijing, Susy dihentikan oleh wakil tuan rumah Tang Jiuhong melalui pertarungan sengit tiga set.

Harapan untuk melengkapi koleksi gelarnya kembali pupus di Asian Games 1994 Hiroshima setelah ia kalah telak dari rival abadinya, Bang Soo-hyun, dengan skor 4-11dan 5-11. Kendati medali emas Asian Games luput dari genggamannya, hal tersebut sedikit pun tidak melunturkan status Susy Susanti sebagai simbol kebangkitan dan kejayaan bulu tangkis Tanah Air di mata dunia.

(Rivan Nasri Rachman)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita Sport lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement