Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Gagal Pertahankan Gelar, PBSI Soroti Kualitas Tim Indonesia Usai Jadi Runner-Up di BWF World Junior Mixed Team Championships 2025

Cikal Bintang , Jurnalis-Minggu, 12 Oktober 2025 |13:57 WIB
Gagal Pertahankan Gelar, PBSI Soroti Kualitas Tim Indonesia Usai Jadi Runner-Up di BWF World Junior Mixed Team Championships 2025
Tim bulu tangkis Indonesia di BWF World Junior Mixed Team Championships 2025. (Foto: PBSI)
A
A
A

GUWAHATI - Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) kini memiliki pekerjaan rumah (PR) yang mendesak setelah Timnas bulu tangkis Indonesia hanya mampu meraih status runner-up di ajang BWF World Junior Mixed Team Championships 2025. Menurut Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Eng Hian, PR besar yang harus segera dibenahi adalah pemerataan kualitas di semua sektor bulu tangkis.

Tim bulu tangkis Indonesia dipastikan gagal mempertahankan gelar juara Piala Suhandinata yang diraih pada edisi 2024. Tim junior yang dikapteni oleh Moh Zaki Ubaidillah itu tumbang di partai final usai dikalahkan China dengan skor telak 0-2 (30-45, 44-45) dalam laga yang digelar di National Centre of Excellence, Guwahati, India, pada Sabtu 11 Oktober 2025.

Kapten tim, Moh Zaki Ubaidillah, menyampaikan permintaan maafnya. Atlet yang akrab disapa Ubed itu pun akan berjuang di nomor perorangan untuk bisa mengharumkan nama bangsa.

"Saya atas nama tim Indonesia meminta maaf karena belum mendapatkan hasil yang terbaik. Terima kasih atas doa dan dukungan sehingga kami bisa berjuang sampai ke final. Masih ada nomor perorangan, kami akan kembali berjuang," tutur Ubed, dikutip dari rilis resmi PBSI, Minggu (12/10/2025).

1. Tantangan Pemerataan Kualitas di Semua Sektor

Bagi Eng Hian, kegagalan di final ini meninggalkan PR besar yang harus segera dibenahi. Pria yang akrab disapa Koh Didi ini menyoroti adanya ketimpangan kekuatan yang signifikan antara satu sektor dengan sektor lainnya dalam tim.

Tim bulu tangkis Indonesia
Tim bulu tangkis Indonesia

"Hasil runner up tidaklah buruk, tapi bukan hasil yang terbaik. Pastinya sebagai juara bertahan, kami ingin mempertahankan gelar, tapi ini menjadi pelajaran untuk ke depan," ujar Eng Hian.

Eng Hian menjelaskan kunci perbaikan adalah pemerataan kualitas. Sebab ia merasa akan sulit jika Indonesia hanya terus mengandalkan satu atau dua sektor saja.

 

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita Sport lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement