KISAH menyedihkan pebulu tangkis Syed Modi, legenda India yang ditembak mati karena skandal asmara dapat Anda ketahui di artikel ini. Dunia bulu tangkis India pernah memiliki pahlawan yang kariernya begitu cemerlang, namun harus berakhir tragis.
Sosok yang dimaksud adalah Syed Modi, pebulu tangkis berbakat yang namanya kini diabadikan sebagai salah satu turnamen bergengsi BWF. Kisah hidupnya tidak hanya dikenang karena prestasinya, tetapi juga karena kematiannya yang tragis akibat skandal pembunuhan.
Lahir dengan nama lengkap Syed Mehdi Hassan Zaidi pada 31 Desember 1962, Syed Modi menorehkan prestasi gemilang di usianya yang masih muda. Ia berhasil memenangkan berbagai gelar, termasuk medali emas di Commonwealth Games 1982, serta juara di Austrian International dan USSR International. Namun, semua itu terhenti secara mengejutkan.
Pada 28 Juli 1988, Syed Modi ditemukan tewas setelah ditembak mati di luar Stadion KD Singh Babu, Lucknow. Kematiannya di usia 25 tahun sontak menggemparkan India.
Polisi pun memulai penyelidikan dan menetapkan istri Syed Modi, Ameeta, dan seorang pria bernama Sanjay Sinh sebagai tersangka utama. Sanjay Sinh disebut-sebut sebagai kekasih gelap Ameeta.
Namun, drama tidak berhenti di situ. Meskipun dituduh melakukan pembunuhan, Ameeta dan Sanjay Sinh akhirnya dibebaskan karena tidak ada bukti yang cukup untuk menjerat mereka. Tak lama setelah kasus tersebut berakhir, keduanya dikabarkan menikah.
Untuk mengenang jasa dan talentanya, nama Syed Modi diabadikan dalam turnamen bulu tangkis internasional. Pada 2009, turnamen Syed Modi India International pertama kali digelar dan masuk dalam kategori Grand Prix BWF.
Seiring berjalannya waktu, turnamen ini naik kelas menjadi Grand Prix Gold pada 2011 dan akhirnya masuk dalam BWF World Tour pada 2018, menjadikannya salah satu ajang paling dihormati di dunia bulu tangkis.
Untuk di 2025, Syed Modi India International digelar pada 25-30 November 2025. Sejauh ini, India menjadi negara paling sukses di turnamen tersebut, yakni dengan 17 gelar juara.
Sementara di posisi kedua ada China dengan 11 gelar dan Indonesia di peringkat ketiga dengan 10 gelar.
(Rivan Nasri Rachman)