KENAPA pembalap MotoGP tidak bawa pulang motornya usai balapan? Temukan jawabannya di dalam artikel ini.
MotoGP merupakan ajang balap motor paling bergengsi di dunia. Para pabrikan berlomba-lomba memproduksi kuda besi terbaik dan merekrut pembalap paling mumpuni demi gelar juara.

Gengsi sebagai pabrikan terbaik dan pembalap paling jempolan, membuat para peserta kerap melakukan inovasi. Apalagi, motor yang diproduksi nantinya, tidak akan dipakai di jalan raya.
Ya, MotoGP menggunakan motor prototipe. Artinya, kuda besi ini hanya boleh digunakan di area tertentu, dalam hal ini sirkuit balap, dan dalam waktu tertentu saja.
Kendati sifatnya prototipe, para pabrikan tidak bisa begitu saja leluasa membangun motornya. Sebab, Dorna Sports, FIM, dan IRTA, memiliki regulasi sebagai panduan yang wajib diikuti.
Nah, karena sifatnya yang prototipe itu, motor dan suku cadangnya tidak bisa dipakai untuk jangka waktu lama. Kelar balapan, kuda besi itu langsung dibongkar untuk dibawa ke seri berikutnya.

Misalnya tidak ada balapan lagi, seperti jeda musim panas atau sudah akhir musim, pembalap juga tetap tidak boleh membawa pulang motornya. Kendaraan-kendaraan mahal itu nantinya akan dibawa oleh tim atau pabrikan ke markas masing-masing.
Di sana, motor akan diteliti untuk kepentingan pengembangan di musim berikutnya. Kuda besi itu juga bisa saja dipajang sebagai koleksi di markas tim atau pabrikan.
Memang tak jarang pembalap akan mendapat hadiah satu unit motor yang pernah dipakainya di ajang balap MotoGP. Namun, itu hanya diberikan untuk merayakan momen-momen tertentu saja. Biasanya, motor itu juga hanya akan dipajang di kediaman pribadi sang pembalap.
Itulah kenapa pembalap MotoGP tidak bawa pulang motornya usai balapan. Selain tidak bisa dipakai untuk harian, kuda besi-kuda besi ini juga perlu perawatan khusus!
(Wikanto Arungbudoyo)