NAMA pebulu tangkis Handoko Yusuf Wijayanto mungkin tak terlalu akrab di telinga masyarakat Indonesia. Namun, Handoko merupakan pemain tunggal putra Tanah Air yang kini mulai menjalani karier di Amerika Serikat.
Handoko sendiri merupakan pemain jebolan PB Djarum, kelahiran Jakarta pada 26 April 1999 silam. Pada level junior, Handoko mampu menunjukkan eksistensinya dengan beberapa kali mengalahkan para pemain hebat yang kini sudah bersinar di level dunia.
Salah satunya adalah keberhasilan Handoko mengalahkan pemain peringkat enam dunia saat ini yakni Li Shi Feng asal China. Hasil apik tersebut didapat Handoko saat tampil di perempatfinal Malaysia International Junior Open 2017 dengan kemenangan 20-22, 21-15, dan 21-17.
"Saya tidak expect saat itu bisa mengalahkan Li Shi Feng. Saya sempat kaget karena saat itu belum pernah bertemu Li Shi Feng. Tapi yang paling tidak menyangka adalah pemain yang pernah saya kalahkan ini ternyata sekarang jadi pemain top level dunia," ucap Handoko kepada Okezone, Kamis (6/2/2025).
Selain itu, nama-nama besar lain pernah ia kalahkan seperti Jia Heng Jason Teh (Singapura) dan Ng Tze Yong (Malaysia). Sejumlah kemenangan itu membuat Handoko dicap sebagai salah satu pemain yang cukup potensial di level junior untuk sektor tunggal putra Indonesia.
Bersama PB Djarum, Handoko mendapat banyak kesempatan untuk unjuk gigi dan meraih sejumlah prestasi di level junior. Sayangnya, ia belum sekalipun mencicipi Pelatnas PBSI untuk mengembangkan potensinya tersebut.
Akhrinya pada 2020, Handoko harus merelakan kesempatan berkarier secara luas sebagai atlet bulu tangkis. Pasalnya dengan usia yang sudah tidak muda lagi, ia harus keluar dari PB Djarum karena sistem regenerasi yang terus berjalan.
"Akhir 2019 saya diberi tahu kalau saya tidak diperpanjang oleh PB Djarum karena regenerasi. Tapi selama dua tahun hingga akhir 2021 saya tetap di PB Djarum, namun sebagai sparring partner," ucap Handoko.
Setelah itu, Handoko tetap mencoba melanjutkan karier sebagai atlet bulu tangkis di bawah naungan klub lamanya, Sarwendah Badminton Club. Ia mendapatkan beasiswa untuk bisa menjalankan kiprahnya sebagai atlet lewat jalur profesional.
Handoko pun mendulang prestasi yang tak kalah mentereng ketika turun sebagai atlet profesional untuk kategori dewasa di level nasional. Tak hanya bulu tangkis, pemain berusia 25 tahun tersebut juga menjajal bangku kuliah.
Ia mengambil jurusan manajemen di Perbanas Institute Jakarta dengan mendapat beasiswa sebagai atlet. Dengan kombinasi bulu tangkis dan kuliah ini, ia sempat masuk dalam skuad Indonesia untuk ajang World University Games Chengdu 2021, meski belum mampu membawa pulang medali.
Pada situasi ini, Handoko pun masih memiliki mimpi untuk bisa bermain di level internasional sebagai atlet. Hingga akhirnya pada September 2024, ia mendapat kesempatan untuk terbang ke Amerika Serikat dan memulai karier baru.
"Saya selalu bermimpi untuk bisa bermain di turnamen internasional. Rasanya itu beda. Amerika Serikat bisa jadi pilihan saya untuk bisa mewujudkan mimpi itu lagi," tegasnya.
Di Amerika Serikat, Handoko bergabung dengan klub lokal New York yakni Long Island Badminton Center. Sejak itu, ia secara perlahan mulai membangun kariernya dengan baik dan sudah mengikuti dua turnamen lokal di Negeri Paman Sam.
Salah satu pencapaian apik yang didapat Handoko adalah menjadi juara 3 di Boston Open 2024 di sektor tunggal putra. Bagi Handoko, ini adalah permulaan baik untuk ia mewujudkan mimpinya kembali yakni bermain di turnamen internasional.
Ia pun tak menutup kemungkinan untuk membela Amerika Serikat suatu hari nanti jika kesempatan itu ada. Ibarat pelampiasan, Handoko ingin kegagalan di masa lalu bisa diwujudkan saat ia berkarier di Negeri Paman Sam, termasuk bermain di Kejuaraan Dunia hingga Olimpiade.
"Saya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan jika nantinya saya bisa bermain di internasional membela Amerika Serikat. Saya masih punya mimpi bermain di turnamen internasional," tambah Handoko.
"Saya punya kesempatan sekarang di Amerika Serikat. Tahun ini saya berusia 26 tahun, usia emas. Setiap main internasional, saya itu lebih excited. Setiap melihat lawan dari negara lain, saya selalu excited," imbuhnya.
Meski begitu, ia juga tidak melupakan kuliahnya di Indonesia yang saat ini memasuki semester enam. Bersamaan dengan menjalani kariernya sebagai atlet bulu tangkis di Amerika Serikat, Handoko tetap berkuliah secara online dan masih ingin menyelesaikan pendidikannya tersebut.
(Rivan Nasri Rachman)