"Tapi saya belajar dari kekalahan itu di 2004, saya baru tahu mesti bagaimana mesti menghandle diri, latihan apa semuanya." Tuturnya.
Lebih lanjut, Taufik Hidayat yang ditugaskan menjadi mentor Jojo -sapaan Jonatan- dan Ginting selama persiapan menuju Olimpiade 2024, mengungkapkan dirinya sangat yakin dengan performa kedua atletnya itu dari segi teknik dan fisik bahwa mereka bisa bersaing dalam perebutan gelar. Namun, tak dapat dipungkiri pada akhirnya mental di lapangan lah yang melengkapi semuanya.

"Di sini, saya di Tim Ad Hoc, selalu menyampaikan dalam tim dan pemain juga bahwa dari angka 10, satu sampai sembilannya kita sudah siapkan semua, dari pelatih, nutrisi, semua ada. Nah, 10-nya dari pemain lah di dalam lapangan,” ujar legenda asal Bandung itu.
"Memang enggak gampang. Jadi kita ini di luar sudah menyiapkan semua dan saat di dalam lapangan kita cuma bisa menonton dan berdoa," lanjutnya.
"Jadi kalau dibilang masyarakat dan media, kita (bulutangkis) enggak baik-baik saja, lagi jelek, lalu pengurusnya semua, saya di sini selama 6-7 bulan merasakan, saya langsung berdampingan dengan pemain, memang secara psikis mereka yang berat.”
"Kalau melihat dari teknik dan fisik, terutama untuk tunggal sangat yakin dari semenjak saya ikut Tim Ad Hoc ini sampai ikut di Paris latihan terakhir, saya sangat yakin sekali dengan mereka."
"Jujur di lapangan secara mental meskipun kita harus bersyukur dan harus mengakui bulutangkis dengan tradisi emasnya, kita tak maksimal tapi kita patut bersyukur untuk Gregoria," jelas Taufik.