“Saya pikir Toma bermain jauh lebih baik dari saya hari ini, tidak mudah untuk mendapatkan satu poin darinya, dan sudah seharusnya saya terus mendorongnya semaksimal mungkin, terutama di game ketiga, jadi itulah mengapa saya mencoba untuk keluar dari tekanan yang diberikannya,” tambahnya.
Ginting berkali-kali berada dalam posisi tertinggal tetapi dia terus berusaha bangkit untuk mendekat. Pemain berusia 27 tahun itu pun mengungkapkan apa yang dipikirkannya selama berada dalam tekanan lawan yang didukung ribuan penonton tuan rumah di Adidas Arena.
"Saya selalu berkata pada diri sendiri bahwa ini belum berakhir. Jadi, masih ada harapan di lapangan, jadi itulah yang saya coba pikirkan tentang strategi. bagaimana, apa yang harus saya lakukan di setiap poin, karena itu sangat penting bagi saya, karena jika saya membuat kesalahan, jarak antar poin akan menjadi sangat jauh," jelas pemain kelahiran Cimahi itu.
Dengan gugurnya Ginting, maka Indonesia tak memiliki wakil di babak 16 besar sektor tunggal putra bulutangkis. Sebab pada hari ini Jonatan Christie juga menelan kekalahan dari wakil India, Lakhsya Sen, sehingga tak lolos dari fase grup.
Hasil tersebut pun menjadi salah satu catatan sejarah terburuk dalam dunia bulutangkis Indonesia. Sebab, sejak bulu tangkis dipertandingkan di ajang Olimpiade pada 1992 lalu, ini menjadi kali pertama Indonesia tak memiliki wakil dari sektor tunggal putra di babak 16 besar atau babak gugur.
(Rivan Nasri Rachman)