“Dengan ban baru, cengkeraman di bagian belakang sangat tinggi dan mendorong bagian depan. Di masa lalu, hal ini merupakan perilaku kritis, namun sekarang mungkin menjadi lebih buruk,” sambungnya.
“Kalau dicermati, semua orang saat itu pernah terjatuh di lap terbang pertama karena di lap awal tidak boleh terlalu menekan, suhu ban turun dan harus sangat berhati-hati saat sampai di sana,” tambah dua kali juara MotoGP itu.
Bagnaia pun memilih untuk tidak memacu Ducati Desmosedici dengan kecepatan maksimal. Pecco -sapaan akrab Francesco Bagnaia- menghindari risiko selip ban depan seperti yang dialami Marquez.

“Sulit karena mencapai 300 km/jam, harus mengerem keras, bagian belakang terangkat, dan bagian depan berisiko menutup. Anda harus bisa mengerem dengan memanfaatkan cengkeraman ekstra dari belakang,” jelas Bagnaia.
(Rivan Nasri Rachman)