Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Netizen Kesal dan Emosi dengan Pernyataan BWF yang Dianggap Cuci Tangan soal Pebulutangkis China Zhang Zie Jie Meninggal di Lapangan

Djanti Virantika , Jurnalis-Rabu, 03 Juli 2024 |15:16 WIB
Netizen Kesal dan Emosi dengan Pernyataan BWF yang Dianggap Cuci Tangan soal Pebulutangkis China Zhang Zie Jie Meninggal di Lapangan
Zhang Zhi Jie meninggal dunia. (Foto: Humas PB PBSI)
A
A
A

NETIZEN kesal dan emosi dengan pernyataan BWF yang dianggap cuci tangan soal pebulutangkis China, Zhang Zie Jie, meninggal di lapangan. Dalam memberi penjelasan, BWF menyatakan bahwa kewenangan terkait instruksi penanganan kondisi medis darurat ada di pihak penyelenggara turnamen.

Diketahui, Zhang Zhi Jie, ambruk di lapangan saat membela tim bulu tangkis China melawan Jepang di laga fase grup Badminton Asia Junior Championships 2024. Laga itu digelar di GOR Among Rogo, Kota Jogja, pada Minggu, 30 Juni 2024 malam WIB.

Zhang Zhi Jie

Kala tengah menunggu servis dari lawannya, yakni tunggal putra Jepang, Kazuma Kawano, Zhang Zhi Jie tiba-tiba ambruk. Dia sempat mengalami kejang sebelum kemudian mendapat perawatan dari tim medis, yang dinilai cukup lambat.

Zhang Zhi Jie kemudian dibawa ke rumah sakit, tetapi nyawanya tak tertolong. Dalam pernyataan yang dirilis oleh PBSI, sang pemain dinyatakan meninggal dunia pada pukul 23.20 WIB karena henti jantung.

Mendapati kabar duka ini, Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) angkat bicara. Mereka mengatakan tengah meninjau masalah ini dengan berkomunikasi dengan Federasi Bulu Tangkis Asia dan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).

Tetapi, BWF dinilai netizen bak cuci tangan karena menyebut penerapan protokol dan praktik medis di lokasi setiap turnamen bergantung pada masing-masing badan pengelola. Hal ini dipastikan, meski BWF memiliki pedoman dan instruksi medis yang dapat digunakan badan pengatur lain (regional atau nasional) yang menjadi tuan rumah turnamen yang disetujui BWF.

“Kematian Zhang di Kejuaraan Bulu Tangkis Junior Asia di Yogyakarta, Indonesia, pada 30 Juni adalah kejadian yang tragis, dan kami mengambil semua langkah yang diperlukan untuk meninjau masalah ini secara menyeluruh dengan berkonsultasi dengan Bulu Tangkis Asia dan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI),” tulis BWF dalam instagram resminya, Selasa (2/7/2024).

“Meskipun Kejuaraan Bulu Tangkis Junior Asia berada di bawah yurisdiksi Badminton Asia, BWF memiliki seperangkat pedoman dan instruksi medis yang dapat digunakan oleh badan pengatur lain (regional atau nasional) yang menjadi tuan rumah turnamen yang disetujui BWF. Namun, cara penerapan protokol dan praktik medis ini di lokasi acara bergantung pada masing-masing badan pengelola,” sambungnya.

“BWF menunggu laporan resmi dari Badminton Asia dan Komite Penyelenggara Lokal untuk menilai apakah prosedur medis yang benar telah diikuti dalam memberikan bantuan kepada Zhang ketika dia terjatuh di lapangan,” terangnya.

“Menurut pedoman, dokter turnamen, di bawah arahan wasit, mempunyai tanggung jawab untuk merespons keadaan darurat di lapangan, termasuk dugaan serangan jantung, dan dalam skenario ini, memberikan intervensi hingga layanan medis yang tepat tersedia (misalnya ambulans),” lanjut BWF.

“Saat menerapkan pedoman ini, ditekankan bahwa semua personel harus siap setiap saat untuk merespons semua intervensi medis yang diperlukan, termasuk keadaan darurat, sesegera mungkin,” tambahnya.

“Setelah peninjauan kami selesai, kami akan menentukan apakah aspek tertentu dari pedoman ini perlu diubah. Tinjauan yang sudah ada, yang dimulai awal tahun ini, mengevaluasi kebijakan dan prosedur BWF mengenai intervensi darurat oleh dokter turnamen untuk memastikan perawatan yang paling tepat dan tepat waktu, akan mencakup temuan dari penilaian BWF dan laporan Badminton Asia,” tutup pernyataan BWF.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita Sport lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement