SAAT pebulu tangkis Malaysia, Daren Liew, keluarkan sikap tak sportif dan emosi gara-gara tak terima kekalahan akan dibahas Okezone di artikel ini. Momen tak terpuji itu dilakukan Daren Liew kala bentrok melawan wakil India, Prannoy HS, di babak 32 besar French Open 2022.
Kala itu, Daren Liew bermain sengit dengan HS Prannoy dengan menghabiskan tiga gim dalam laga yang digelar di Stade Pierre de Coubertin, Paris, pada 26 Oktober 2022. Namun, Daren Liew terpaksa kalah dari pebulu tangkis tunggal putra andalan India itu dengan skor 16-21, 21-16, dan 16-21.
Daren Liew langsung dibuat keteteran oleh Prannoy pada gim pertama. Kendati begitu, wakil Malaysia itu sebenarnya mampu bangkit di gim kedua. Namun, Prannoy tampil lebih efektif pada gim terakhir sehingga mampu mengamankan kemenangan.
Menariknya, Daren Liew keluarkan sikap tak sportif dan emosi gara-gara tak terima kekalahan dari Prannoy. Pada akhir-akhir pertandingan tersebut, Daren Liew tak kuasa menahan emosinya.
Emosi Daren Liew bermula setelah keputusan wasit yang memimpin laga merugikannya, inilah yang jadi penyebab utama. Tepatnya pada gim ketiga saat wakil Malaysia ith tertinggal di angka 15-18.

Kala itu, sergapan yang Daren Liew lakukan di depan net dianggap foul oleh sang wasit. Wasit pun sempat memberikan poin ke wakil India. Namun, protes keras yang dilakukan Daren Liew dengan menggandeng service judge mampu merubah keputusan wasit.
Sehingga poin pun tak jadi diberikan kepada Prannoy. Akan tetapi, wasit yang mengambil jalan tengah dengan mengulang reli tetap membuat Daren Liew kesal.
Daren Liew sebetulnya ingin poin diberikan kepadanya pada reli tadi. Akibatnya, Daren Liew tak henti-hentinya bersikap tak sportif pada reli selanjutnya.
Mulai dari memukul keras kok yang diberikan kepada Prannoy, hingga melemparkan raketnya dengan keras ke sisi lapangan. Akibatnya, sikap tak terpuji yang dilakukannya, kartu merah dilayangkan wasit kepada Daren Liew.

Emosi dan amarah dalam pertandingan bulu tangkis menjadi hal yang wajar. Yang tak wajar adalah saat sang pemain tak mampu mengontrolnya hingga berujung tindakan tak terpuji yang merugikan.
(Djanti Virantika)