KISAH perjuangan Syabda Perkasa Belawa meniti karier hingga jadi andalan tim bulu tangkis Indonesia akan diulas dalam artikel ini. Pebulu tangkis 21 tahun ini tengah meniti karier menuju level tertinggi usai menjuarai Iran Fajr International 2023.
Gelar itu membuatnya meraih ranking terbaik di dalam karier bulu tangkisnya yakni peringkat 88 dunia BWF. Di balik pencapaiannya tersebut, ada kisah menarik dari sisi kehidupan Syabda.
Baginya, memilih untuk berkarier di dunia bulu tangkis merupakan pilihannya sendiri. Sebab setelah lulus dari bangku SD, pemain kelahiran Jakarta itu tak ragu untuk memfokuskan diri pada dunia tepok bulu.
"Titik awal fokus ke bulu tangkis itu ketika saya memilih ke PB Djarum pas SMP kelas 1. Nah awal pilihan saya ke bulu tangkis mulai dari situ. Apapun yang terjadi, saya yakin jalan saya di bulu tangkis," ucap Syabda kepada MNC Portal Indonesia.
Meski begitu, pilihan Syabda untuk fokus ke bulu tangkis sempat mendapat tantangan. Hal itu terjadi ketika ia bergabung dengan PB Djarum di Kudus lewat jalur audisi umum pada 2013.
Hal itu sangat membanggakan. Namun, pemain kelahiran 25 Agustus 2001 tersebut harus berpisah sementara dengan keluarganya yang berdomisili di Jakarta. Pilihan ini pun diakui Syabda membuat sang ibunda merasa berat untuk melepaskannya.
"Bulu tangkis itu saya memilih sendiri. Klub saya dulu PB Jaya Raya, tapi hati saya ingin di PB Djarum, namun keluarga menahan karena belum yakin jauh dari orangtua. Tapi saya tekadkan lagi kalau saya yakinnya di PB Djarum, resikonya apa pun itu nanti biar saya yang tanggung," kata Syabda.
"Ketika awal saya pilih ke PB Djarum itu, Mama belum ikhlas gitu. Maksudnya belum tega karena ninggalin waktu masih kecil dan jarang ketemu. Jadi tahun pertama dan kedua, setiap habis ketemu kalau saya mau pulang ke PB Djarum lagi, Mama pasti nangis, enggak tega," lanjutnya.
Meski begitu, Syabda menjalankan pilihannya dengan tekad yang kuat. Ia juga tak ingin merepotkan kedua orangtuanya dengan memiliki sikap mandiri. Seperti ia rela naik bus dari Jakarta ke Kudus seorang diri di usia yang masih muda.
"Biasanya setelah ketemu di Jakarta, pas mau pulang ke Kudus orangtua pengen antar saya, tapi saya enggak mau. Kan kasihan ke Kudus, nanti balik lagi ke Jakarta. Jadi pas saya masih kecil, saya naik bus sendiri dari Jakarta ke Kudus. Papa mau nganter, tapi saya enggak mau. Jadi cuma dianterin sampai terminal," sambung Syabda.
Untungnya, pilihan dan tekad kuat Syabda ke dunia bulu tangkis tidaklah sia-sia. Sejauh ini, ia masih dalam tren yang baik menuju kesuksesan meski harus dijalani secara bertahap.
Saat ini Syabda pun berhasil jadi salah satu pemain andalan di tim bulu tangkis Indonesia. Salah satu torehan yang cukup diingat adalah saat ia berhasil membantu tim bulu tangkis Indonesia meraih kemenangan atas Korea Selatan di Piala Thomas 2022 silam.
Saat itu, tim Merah Putih tertinggal 0-2 dari Korea Selatan. Kemudian, Indonesia bangkit dari ketertinggalan hingga bisa menyamakan kedudukan jadi 2-2.
Menariknya, di gim kelima, Syabda Perkasa Belawa tampil heroik untuk Merah Putih. Pebulutangkis 21 tahun itu menang di gim kelima!
Di partai kelima Syabda bersua Lee Yun Gyu. Syabda menunjukkan aksi heroiknya karena mampu bangkit dari ketertinggalan dan memenangkan laga dengan skor 21-14, 11-21, dan 21-16.
(Hakiki Tertiari )