MADRID – Perjalanan pembalap Tim Pramac Ducati, Jorge Martin untuk bisa tampil di ajang balap MotoGP seperti sekarang ini ternyata tidak instan. Ia yang mengaku sempat tak bisa melanjutkan balapan karena faktor ekonomi, namun berkat kemampuannya, Martin pun bisa ikut balapan Moto3.
Menariknya, ketika mengetahui berhasil menembus ajang balap Moto3, Martin langsung pisan. Sebab ia sempat berpikir untuk menyudahi impiannya menjadi pembalap jika gagal mendapatkan kesempatan untuk bermain di Moto3 secara gratis.
Seperti diketahui, Martin mengawali karir di Moto3 pada 2015. Tiga tahun berikutnya, dia langsung meraih gelar juara bersama tim Honda (2018).
Jorge Martin kemudian naik ke Moto2 selama dua tahun bersama tim KTM dan Kalex. Kemudian debut di MotoGP pada 2021 bersama tim satelit Ducati Pramac Racing.
Martin mencatatkan debut manis karena bisa meraih gelar rookie of the year dengan merebutnya dari Enea Bastianini. Pada MotoGP 2021, dia meraih satu kemenangan dan tiga podium.
Pada 2022 Martin mencetak lima posisi pole dan empat podium, dan dia mengakhiri musim di peringkat 9 klasemen kejuaraan. Untuk mencapai titik ini tidaklah mudah.
Sebab, saat pertama kali masuk Moto3, Martin mengaku tidak memiliki uang. Sementara berpartisipasi di setiap tim dalam level ini memerlukan biaya yang tidak sedikit.
"80% orang yang datang membayar banyak uang, Moto3 misalnya, (pembalap) berusia 14 dan 15 tahun, mereka membayar 200.000 euro setahun, saya cukup beruntung tidak perlu membayar, juga karena itu tidak terpikirkan,” ucap Martin dikutip laman Corsedimoto, Selasa (27/12/20220.
Untungnya saat itu ada ajang Red Bull Rookies Cup. Martin tampil di ajang itu selama tiga tahun (2009-2011) secara gratis karena sang ayah bekerja sebagai teknisi.
Pada tahun ketiganya, Martin berhasil juara di ajang tersebut. Alhasil, dia berhak promosi ke Moto3 bergabung dengan 12 pembalap di seluruh dunia yang terpilih. Di sana, dia menangis dan sempat pingsan.
“Entah saya menang atau pulang, saya mengambil risiko. Jika menang maka mampu mengambil langkah berikutnya. Untuk melakukan lompatan, Anda harus menang,” sambung Martin.
“Di Red Bull Rookies Cup mereka hanya memilih 12 pembalap dari seluruh dunia, jika mereka tidak memilih saya di sana, saya akan meninggalkan motornya. Kami tidak punya uang lagi untuk melanjutkan, ketika mereka menyebut nama saya, saya pingsan dan menangis,” tutup pembalap asal Spanyol tersebut.
(Rivan Nasri Rachman)