"Dalam Grand Prix, dengan delapan motor, Anda dapat menggunakan delapan konfigurasi berbeda,” jelasnya.
“Jika kami memiliki masalah, kami harus menunggu, sedangkan mereka yang memiliki delapan sepeda, orang seperti DallIgna yang harus memenangkan Kejuaraan Dunia dengan segala cara, mendistribusikan pengaturan elektronik ke satu motor, pengaturan ban ke yang lain, pengaturan suspensi ke yang lain, konfigurasi geometri ke yang lain dan kemudian mereka menarik kesimpulan," sambungnya.

Lebih lanjut, Jimenez menjelaskan tim-tim seperti Yamaha, Aprilia, KTM, dan Honda sudah tertinggal level dengan Ducati di latihan bebas (FP2). Pasalnya, setiap ada masalah, mereka mengalami kemunduran sehingga mendapatkan hasil mengecewakan.
"Di FP2, mereka sudah berada pada level di mana kami, dengan masalah kami, alih-alih maju, kami malah mundur," pungkasnya.
(Djanti Virantika)