BEGINI sistem penghitungan poin MotoGP yang banyak alami perubahan sepanjang masa. Ya, seperti diketahui, MotoGP merupakan ajang balap motor bergengsi di dunia. Semua pasang mata tak lepas dari persaingan ketat yang tersaji di perhelatan MotoGP sepanjang tahun.
Akan tetapi, tak banyak yang tahu, jika penghitungan poin di MotoGP yang berpengaruh pada klasemen MotoGP, ternyata banyak alami perubahan sepanjang tahun. Sekadar informasi, MotoGP sendiri sudah ada sejak tahun 1949 dengan nama GP500.
Seiring berjalannya waktu, MotoGP mengalami banyak perubahan. Mulai dari nama, kelas, hingga perubahan tehadap sistem perhitungan poinnya.
Lantas, seperti apa evolusi sistem perhitungan poin MotoGP dari awal berdiri hingga saat ini? Berikut sistem penghitungan poin MotoGP yang banyak alami perubahan sepanjang tahun:
Tahun 1949 (Awal Mula)
Di awal MotoGP berdiri, perhitungan poin hanya diberikan pada 5 pembalap yang finis terlebih dahulu. Selain itu, adapula perhitungan poin bagi pembalap dengan putaran tercepat. Berikut perhitungan poinnya:
-Podium ke-1: 10 poin
-Podium ke-2: 8 poin
-Podium ke-3: 7 poin
-Posisi ke-4: 6 poin
-Posisi ke-5: 5 poin
Tahun 1950-1968
Setahun setelah berdiri, MotoGP mengubah peratuan perhitungan poin yang menjadi lebih sedikit daripada peraturan sebelumnya. Jika sebelumnya podium satu mendapat 10 poin, di era ini podium satu hanya mendapat 8 poin.
Akan tetapi, bukan hanya lima pembalap saja yang dapat poin. Pembalap yang finis keenam pun berhak mendapat poin.
-Podium ke-1: 8 poin
-Podium ke-2: 6 poin
-Podium ke-3: 4 poin
-Posisi ke-4: 3 poin
-Posisi ke-5: 2 poin
-Posisi ke-6: 1 poin
Tahun 1969-1987
Sistem penilaian kembali berubah. Di era ini, perhitungan poinnya bertahan cukup lama, yaitu sekitar dua dekade. Kini yang diberi poin hingga 10 pembalap.
-Podium ke-1: 15 poin
-Podium ke-2: 12 poin
-Podium ke-3: 10 poin
-Posisi ke-4: 8 poin
-Posisi ke-5: 6 poin
-Posisi ke-6: 5 poin
-Posisi ke-7: 4 poin
-Posisi ke-8: 3 poin
-Posisi ke-9: 2 poin
-Posisi ke-10: 1 poin
Tahun 1988-1991
Revisi kembali dilakukan pada 1988. Dalam peraturan ini, peraih poin melebar menjadi 15 pembalap, yang berhasil finis terlebih dahulu.
-Podium ke-1: 20 poin
-Podium ke-2: 17 poin
-Podium ke-3: 15 poin
-Posisi ke-4: 13 poin
-Posisi ke-5: 11 poin
-Posisi ke-6: 10 poin
-Posisi ke-7: 9 poin
-Posisi ke-8: 8 poin
-Posisi ke-9: 7 poin
-Posisi ke-10: 6 poin
-Posisi ke-11: 5 poin
-Posisi ke-12: 4 poin
-Posisi ke-13: 3 poin
-Posisi ke-14: 2 poin
-Posisi ke-15: 1 poin
Tahun 1992
Tahun 1992 sistem penilainnya berubah kembali. Di era ini terjadi pemangkasan dari 15 pembalap menjadi 10 pembalap, yang berhak mendapatkan poin.
-Podium ke-1: 20 poin
-Podium ke-2: 15 poin
-Podium ke-3: 12 poin
-Posisi ke-4: 10 poin
-Posisi ke-5: 8 poin
-Posisi ke-6: 6 poin
-Posisi ke-7: 4 poin
-Posisi ke-8: 3 poin
-Posisi ke-9: 2 poin
-Posisi ke-10: 1 poin
Tahun 1993-sekarang
Berselang satu tahun kemudian, sistem poin di MotoGP kembali alami perubahan. Kali ini pembalap yang finis di urutan pertama berhak mendapatkan 25 poin. Selain itu, bukan hanya 10 pembalap teratas saja yang mendapat poin.
Melainkan, 15 pembalap teratas yang berhak mendapat poin. Fakta menariknya aturan ini belum mengalami perubahan sejak 1993 sampai saat ini.
Podium ke-1: 25 poin
Podium ke-2: 20 poin
-Podium ke-3: 16 poin
-Posisi ke-4: 13 poin
-Posisi ke-5: 11 poin
-Posisi ke-6: 10 poin
-Posisi ke-7: 9 poin
-Posisi ke-8: 8 poin
-Posisi ke-9: 7 poin
-Posisi ke-10: 6 poin
-Posisi ke-11: 5 poin
-Posisi ke-12: 4 poin
-Posisi ke-13: 3 poin
-Posisi ke-14: 2 poin
-Posisi ke-15: 1 poin.
(Hakiki Tertiari )