Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Biodata dan Agama Francesco Bagnaia, Salah Satu Pembalap Terbaik Didikan Valentino Rossi

Rina Anggraeni , Jurnalis-Selasa, 15 Maret 2022 |23:00 WIB
Biodata dan Agama Francesco Bagnaia, Salah Satu Pembalap Terbaik Didikan Valentino Rossi
Biodata dan Agama Francesco Bagnaia. (Foto: MotoGP)
A
A
A

BIODATA dan agama Francesco Bagnaia dapat Anda ketahui di artikel ini. Untuk yang belum tahu, Bagnaia yang merupakan salah satu pembalap MotoGP asal Italia. Ia Lahir di Turin (Torino), Italia. Kemampuannya balapan sudah terlihat sejak kecil, di mana Bagnaia berusia 12 tahun mampu memenangkan kejuaraan MiniGP Eropa pada tahun 2009.

Berikut Okezone rangkum biodata dan agama Francesco Bagnaia:

Lahir pada 14 Januari 1997, agama Bagnaia sejauh ini belum diketahui secara pasti. Namun, ia memulai karier pembalapa dan menjalani debut Grand Prix bersama Tim Italia FMI dengan Romano Fenati sebagai rekannya mengendarai Honda. Sayangnya, musim Moto3 2013 membuat Bagnaia kecewa karena tidak berhasil mendapatkan satu poin pun di seluruh musim. Hasil terbaiknya adalah finis ke-16 di Sepang, Malaysia

Namun, pada tahun 2014 Bagnaia beralih tim untuk bergabung dengan Tim Sky Racing VR46 mengendarai motor KTM dengan rekan tim yang sama, yaitu Romano Fenati. Setelah gagal mencetak poin di musim rookie-nya, Bagnaia melakukan improvisasi yang jelas setelah pra-musim yang kuat.

Francesco Bagnaia

Bagnaia menyelesaikan 10 besar lima kali selama 7 balapan pertama dengan finis di tempat keempat di Prancis 2014 Grand Prix sebagai hasil terbaiknya, di mana dia juga melakukan putaran tercepat balapan. Bagnaia melewatkan Grand Prix TT Belanda 2014 dan GP Jerman 2014 karena cedera.

Setelah memperoleh 42 poin di 7 balapan pertama Bagnaia merosot dengan buruk pada bagian kedua musim ini, hanya menyelesaikan dua poin dari 9 balapan terakhir, yang jelas terpengaruh oleh cederanya. Dia menyelesaikan musim di posisi 16 dengan 50 poin untuk kejuaraan.

Sedangkan pada pada tahun 2015, Bagnaia bergabung dengan Tim Aspar Racing Mahindra dan rekan setimnya Juanfran Guevara, dan juara bertahan Red Bull MotoGP Rookies, Jorge Martín. Ia pun mendapatkan podium pertamanya di Grand Prix Prancis 2015 dengan menyelesaikan balapan di tempat ketiga.

Pada balapan berikutnya di Mugello, Bagnaia finis di urutan ke-4, kehilangan podium dengan 0,003 detik di belakang mantan rekan setimnya, Romano Fenati. Dia menyelesaikan musim 2015 Moto3 di urutan ke-14 di kejuaraan dengan 76 poin.

Setelah 4 musim membalap di Moto3, Francesco Bagnaia semakin dikenal bagi pencinta olahraga balap motor dengan naik kelas ke Moto2, dan berada di Tim SKY Racing Team VR46. Hanya dalam balapan keempatnya di Jerez, Bagnaia menempati podium kedua.

Bagnaia finis kedua di balapan berikutnya di Le Mans, Prancis. Bagnaia naik podium ketiga di Sachsenring, menempati posisi ketiga di belakang Franco Morbidelli yang memenangi balapan dan Miguel Oliveira yang berada di posisi kedua. Ia dinobatkan sebagai Moto2 Rookie of The Year setelah Grand Prix Jepang di Motegi.

Francesco Bagnaia

Bagnaia menyelesaikan musim dengan 174 poin untuk menempati posisi ke-5 di Kejuaraan Moto2 2017, mengambil poin dalam 16 dari 18 balapan. Lalu ia baru berhasil menjadi juara dunia Moto2 di 2018.

Pada 2019, pria dengan tinggi 176 cm dan berat badan 67 kilogram itu resmi naik ke kelas utama MotoGP dan bergabung dengan Tim Pramac Ducati. Ia menggantikan posisi Danilo Petrucci yang pindah ke Mission Winnow Ducati.

Tampil cukup menjanjikan, Bagnaia lantas dipromosikan ke tim pabrikan di MotoGP 2021. Keputusan itu terbilang tepat karena Bagnaia mengakhiri musim dengan sebagai runner-up dan hanya 26 poin dari Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) yang keluar sebagai juara dunia MotoGP 2021.

(Rivan Nasri Rachman)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita Sport lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement