BEOGRAD – Petenis asal Serbia, Novak Djokovic tidak menaruh dendam terhadap pemerintah Australia yang telah melemparnya dari negera tersebut ketika ia hendak mengikuti Australia Open 2022.
Djokovic merasa terlalu banyak hal baik terjadi selama ia berada di negeri Kangguru tersebut dan karena itulah dirinya berjanji akan kembali ikut Australia Open 2023 pada tahun depan.
Seperti diketahui, Juara Grand Slam 20 kali itu tidak diberi kesempatan untuk mempertahankan mahkota Australia Open-nya dan berusaha untuk memecahkan rekor gelar Major ke-21. Dia dideportasi dari negara tersebut hanya satu hari sebelum Australia Open 2022 digelar karena belum divaksiknasi.
Sementara pembebasan medisnya dipulihkan, Menteri Imigrasi Australia, Alex Hawke mengambil keputusan eksekutif untuk mengakhiri visa milik Djokovic. Dasarnya karena dia dapat memicu sentimen anti-vaksinasi jika dia diizinkan untuk bersaing tanpa vaksinasi.
Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Djokovic baru-baru ini mengatakan bahwa dia berniat untuk tetap tidak divaksinasi. Bahkan dia rela menerima konsekuensi kehilangan gelar Grand Slam berikutnya.
Pengungkapan ini berarti Djokovic akan menjadi satu-satunya pemain di ATP Tour dalam 100 besar yang tidak divaksinasi dan bisa membuatnya kehilangan peluangnya untuk mengakhiri kariernya sebagai pemain pria paling sukses sepanjang masa.
Peluang besar petenis Serbia itu telah mendapat pukulan ketika Rafael Nadal yang kemudian memenangkan ajang Australia Open 2022. Dengan absennya Djokovic dan sesama juara Slam 20 kali Roger Federer, membuat petenis Spanyol itu menjadi yang pertama mencapai rekor 21 gelar juara.