ANDORRA – Fabio Quartararo harus meratapi hasil minor yang didapat di MotoGP 2020. Menuai hasil buruk yang jauh dari harapan, Quartararo merasa tersesat selama menjalani balapan di musim ini.
Quartararo memang harus menelan pil pahit di MotoGP 2020. Berhasil tampil memukau di awal musim, tetapi kinerjanya menunjukkan penurunan hingga berujung menempati posisi kurang apik di akhir MotoGP 2020.

Di klasemen akhir MotoGP 2020, El Diablo -julukan Quartararo- hanya menempati urutan kedelapan. Total dia hanya mengantongi 127 poin dari 14 balapan yang dijalani musim ini.
BACA JUGA: MotoGP 2021 Jadi Ajang Penebusan Dosa Valentino Rossi
Hasil tersebut tentu saja jauh dari harapan Quartararo dan banyak pihak lain. Sebab, pembalap asal Prancis itu sendiri diketahui sempat dijagokan menjadi juara di MotoGP 2020, terlebih setelah Marc Marquez dipastikan absen panjang.
Nama Quartararo muncul sebagai favorit juara musim 2020 karena berhasil tampil fantastis di MotoGP 2019. Pada musim debutnya itu, Quartararo berhasil merebut beberapa kali pole position serta menempati podium.
Di awal MotoGP 2020, kinerja apiknya berhasil dilanjutkan. Ia total merebut dua kemenangan. Tetapi setelah itu, Quartararo gagal bekerja secara konsisten sehingga kehilangan kesempatan untuk merebut gelar juara pertamanya.
Mendapati kondisi ini, Quartararo merasa kecewa. Ia sendiri sejatinya merasa berada dalam kondisi baik di awal musim, tetapi motor baru Yamaha yang memang tak sekompetitif musim lalu membuatnya harus tersesat.
“Saya tiba di balapan pertama dengan persiapan yang sangat baik. Mungkin sedikit lebih baik dari yang lain,” ujar Quartararo, sebagaimana dikutip dari Tutto Motori Web, Sabtu (12/12/2020).

“Saya baru saja menghabiskan tiga bulan terkurung di Andorra, saya hanya siap secara fisik. Saya dalam kondisi yang baik dan segera merasa nyaman di trek,” lanjutnya.
“Tetapi, jika saya mengendarai motor 2019, saya juga akan melakukannya. Di Bmo, dua minggu kemudian, kami mengalami masalah keausan yang tidak normal. Kami memiliki kecepatan, tapi tak sesuai. Kemudian, di Austria, kami benar-benar tersesat,” tukas Quartararo.
(Ramdani Bur)