Satu hal lain yang membuat pembalap berusia 29 tahun itu bangga, motor RC16 milik KTM relatif bersih dari masalah teknis. Padahal, pabrikan besar seperti Yamaha dan Ducati mengalaminya pada dua seri perdana di Jerez.
“Kita melihat Yamaha mengalami masalah mesin, begitu juga Ducati dan Aprilia. Akan tetapi, tidak ada masalah mesin di KTM. Ini membuktikan kita ada di olahraga yang membutuhkan kekompakan tim. Berkat kerja keras tim, kita berada di peringkat empat kejuaraan dunia kategori konstruktor,” imbuh pembalap bernomor motor 44 itu.
Pernyataan Pol Espargaro itu mengindikasikan sebuah kerja yang luar biasa dari KTM. Menilik pada klasemen akhir MotoGP 2019, pabrikan asal Austria itu hanya berada di peringkat lima klasemen akhir dengan total 111 poin. Dibandingkan dua seri awal pada MotoGP 2019, peningkatan jelas terjadi.
Sekadar informasi, poin konstruktor dihitung dari pembalap pengguna motor tertentu yang finis tertinggi pada balapan. Pada dua seri awal musim lalu, KTM baru mengoleksi 10 angka. Kali ini, mereka bahkan unggul dari Suzuki yang digadang-gadang menggoyang dominasi tiga besar Honda, Yamaha, dan Ducati.
(Mochamad Rezhatama Herdanu)