JAKARTA – Sampai saat ini kejelasan jadi atau tidaknya balapan Formula E di Jakarta memang belum pasti. Hal itu dikarenakan masih ada pro dan kontra yang terjadi di antara pemerintah dan masyarakat akan gelaran balapan mobil elektrik tersebut.
Padahal, balapan Formula E bisa menjadikan sebuah sarana yang baik untuk memperkenalkan Jakarta ke mata dunia. Terlebih, balapan yang memulai musim perdananya pada 2014-2015 itu namanya sedang melejit.
Baca Juga: Rencana Produsen Mobil Terkait Gelaran Formula E di Jakarta
Tak jauh bedanya dengan balapan Formula One (F1) menjadi alasan mengapa Formula E cukup menarik perhatian dunia. Namun, tahukah Anda bahwa mobil yang dipergunakan antara F1 dan Formule E cukup berbeda?
Tentunya selain mesin yang dipergunakan sangat jauh berbeda, perangkat badan mobil pun juga tak sama. Apalagi di musim 2019-2020 ini beberapa perubahan juga terjadi pada struktur dari balapan Formula E tersebut.
Serangkaian perubahan struktur mobil yang mulai berlaku pada Formula E musim 2019-2020 seperti sayap depan, sirip punggung yang mirip hiu (shark fin), dan sayap belakang yang melengkung.
Ada juga perubahan di bagian depan di mana spoiler depan dibuat menyerupai spoiler belakang dengan menekuk ke atas dan kembali ke tengah. Setiap tim juga diberikan desain bodywork yang hampir sama, tetapi masing-masing tim memiliki hak untuk mengubah secara leluasa untuk merancang dan mengembangkan komponen dan bagian listrik mereka sendiri, khususnya untuk powertrain.
Jadi, jika di F1 setiap tim memiliki sasisnya sendiri, maka di Formula E semua tim harus menggunakan sasis yang sama. Lalu dalam hal ban di Formula E menggunakan ban Michelin yang tahan di segala cuacanya. Sedangkan di F1 2020, ban yang dipakai adalah kepunyaan Pirelli yang terbagi menjadi berbagai jenis ban.
(Ramdani Bur)