SELANGOR – Pembalap Tim LCR Honda, Cal Crutchlow, memberikan komentar mengenai kasus doping yang menimpa rider Tim Aprilia Gresini, yakni Andrea Iannone. Tidak ingin dirinya dan pembalap lain bernasib sama dengan Iannone, Crutchlow pun meminta pihak Dorna –selaku panitia MotoGP– memperketat aturan doping.
Sebagaimana diketahui, Iannone memang tengah dalam pemeriksaan terkait dugaan menggunakan doping jenis steroid anabolik di ajang balap MotoGP. Dugaan itu bermula dari hasil pemeriksaan yang dilakukan Iannone saat melakukan tes doping di seri Malaysia pada 3 November 2020 silam.
Baca Juga: Aprilia Akhirnya Buka Suara soal Masalah Doping Iannone
Iannone sendiri mengklaim bahwa menelan zat terlarang tersebut ketika menyantap steak jelang melakoni balapan di Sirkuit Sepang. Karena kasus tersebut, Iannone pun terancam larangan aktif di dunia balap selama empat tahun, meski sejauh ini belum ada vonis yang dijatuhkan kepadanya.
Crutchlow pun sejatinya mengaku cukup prihatin dengan kondisi yang tengah dialami oleh Iannone saat ini. Pembalap berkebangsaan Inggris itu bahkan berujar bahwa kejadian Iannone bisa saja menimpa dirinya atau pembalap lain. Karena itu, Crutchlow pun berharap Dorna memperketat aturan doping di MotoGP.
“Apabila saya melihat apa yang terjadi pada Andrea, itu bisa saja dialami oleh siapa pun. Kita semua memiliki risiko ini begitu kita berpergian. Akan tetapi bagaimana caranya Anda akan membuktikannya?” ucap Crutchlow, seperti disadur dari Speedweek, Jumat (7/2/2020).
Baca Juga: Aleix Espargaro Turut Prihatin dengan Kasus Doping Iannone
“Apakah dia mengambil zat-zat seperti ini atau tidak, saya tetap pada diri saya sendiri, itu pendapat pribadi saya, yang tidak ingin saya bagikan. Satu yang pasti bahwa hal-hal seperti ini bisa terjadi kepada siapa saja,” sambung pembalap berusia 34 tahun itu.
“Tapi bagaimana itu bisa dicegah? Di mana kita hanya makan di paddock dan hotel, lalu tidak kembali memakan makan kala kembali ke hotel? Maka Anda harus meng-instal aturan semua orang di paddock dilayani oleh koki yang sama. Tapi masalahnya tidak bisa diselesaikan dengan mudah,” tutupnya.
(Ramdani Bur)