ROMA – Marco Melandri merupakan salah satu pembalap yang pernah tampil mengesankan dalam Kejuaraan Dunia MotoGP. Akan tetapi, pembalap asal Italia itu sempat membuat kabar mengejutkan lantaran hanya satu musim saja membela Ducati.
Pada 2002, Melandri berhasil tampil sebagai juara dunia 250cc. Hal itulah yang membuat Melandri direkrut Yamaha dan berlaga di Kejuaraan Dunia MotoGP 2003. Meski demikian, karier Melandri baru melesat kala ia bergabung dengan Honda pada 2005. Pasalnya, di musim tersebut Melandri mampu menjadi runner-up kejuaraan.
Baca juga: Melandri: Quartararo Tak Takut dengan Marquez

Hasil bagus bersama Honda membuat Melandri dipinang Ducati pada 2008. Melandri sebenarnya dikontrak Ducati selama dua tahun. Akan tetapi, baru semusim berkiprah menggunakan Desmosedici, Melandri langsung memutus kontrak dan hengkang ke Kawasaki di tahun berikutnya.
Diakui oleh Melandri kalau ia merasa sama sekali tidak memiliki kecocokan dengan motor balap Ducati. Melandri bahkan merasa takut untuk mengendarai Desmosedici. Maka dari itu ia lebih memilih hengkang karena ia tahu tak akan bisa tampil bagus di Ducati. Tercatat, selama semusim membela Ducati, Melandri hanya bisa finis di posisi ke-17 klasemen akhir. Itu adalah hasil terburuk yang pernah didapat Melandri.
"Ketika saya berada di Ducati, saya memutuskan untuk menyerah setelah hanya satu musim. Saya memiliki kontrak dua tahun, tetapi saya menyerah soal uang dan berganti tim. Saya tidak menyukainya, saya bahkan takut pada motor itu," beber Melandri, menyadur dari Tutto Motori Web, Selasa (31/12/2019).

“Jika seorang pembalap takut, dia tidak bisa melaju dengan cepat. Keputusan itu tidak mudah, tetapi saya sudah memikirkan rencana hengkang ke Kawasaki. Tapi kemudian mereka (Kawasaki) pensiun (dari MotoGP). Jika Anda tidak percaya pada motornya, sulit untuk bisa cepat,” lanjutnya.
“Anda bisa menjadi yang terbaik di dunia dan mengendarai motor terbaik di dunia, tetapi jika Anda tidak menemukan feeling dengan motor, Anda tidak akan pernah bisa cepat. Pada awalnya itu rumit, tapi kemudian Anda mengerti bahwa Anda harus mengikuti perasaan Anda,” pungkas Melandri.
(Fetra Hariandja)