"Saya rasa semua akan baik-baik saja. Perasaan bisa kembali 100% akan memberi bawah sadar saya mood yang lebih baik untuk berkendara lebih mengalir. Saya akan merasa bisa ambil risiko lebih tinggi, dan berlatih lebih keras di gym. Jadi saya akan tiba di trek dengan kondisi fisik yang lebih baik,” lanjutnya.
"Kritikan tak memengaruhi saya. Saya sadar, otak menghalangi saya ngotot mencari limit. Saya sendiri masih kesakitan, bahkan saat angkat beban di gym. Sebelum saya merasa oke dan tak lagi sakit, bawah sadar saya juga takkan berkata: oke, aku telah normal lagi, kini aku bisa ngotot,” tutup Lorenzo.
(Fetra Hariandja)