Situasi tersebut pun pilihan pembalap yang ingin diboyong manajemen Yamaha untuk memperkuat tim satelit mereka semakin menipis. Hal tersebut memaksa manajemen Yamaha akhirnya melirik pembalap lain, dan akhirnya menjatuhkan pilihan mereka kepada Quartararo.
“Keputusan Petronas memilih Fabio cukup logis, meski awalnya ia tak mendapatkan perhatina. Pada saat merundingkan siapa yang akan mengendarai M1 satelit, mereka melihat daftar pembalap Moto2. Mereka ingin bertaruh dengan rider muda,” ungkap Gubellini, seperti disadur dari Tuttomotoriweb, Rabu (4/9/2019).

“Akan tetapi saat itu Bagnaia sudah tanda tangan dengan Ducati, Miguel Oliveira dengan KTM, dan Joan Mir dengan Suzuki. Brad memutuskan bertahan di Moto2, dan nama pembalap yang pernah menang di Moto2 hanya sedikit, tapi Fabio termasuk,” sambungnya.
Baca Juga: Pertarungan Quartararo dan Marquez Diyakini Bakal Kembali Terjadi di Misano
“Kemudian sangat penting memahami siapa yang masih mempunyai ruang besar untuk berkembang, jadi pilihan ini cukup masuk akal bagi saya. Saat mereka menyodorkan namanya pada saya, saya tak terlalu kaget,” tutup mantan kepala kru Quartararo di Tim Marc VDS tersebut.
(Mochamad Rezhatama Herdanu)