MUMBAI – Pebulu tangkis asal Spanyol, Carolina Marin, memberi kritik kepada Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) terhadap aturan tentang jumlah turnamen yang harus diikuti setiap pemain. Menurutnya aturan yang sudah dimulai berlakukan pada tahun lalu itu agak memberatkan para atlet.
Pada peraturan tersebut, BWF memaksa para pemain berperingkat 15 dunia wajib berpartisipasi dalam minimal 12 turnamen per musim. Hal itu pun dipercaya Marin membuat para atlet lelah dan rentan akan cedera.

Maka dari itu, peraih medali emas Olimpiade 2016 itu meminta BWF untuk mempertimbangkan keputusan tersebut. Sebab jika menilai dari hasil musim lalu, para pemain mengalami banyak kelelahan dan cedera, termasuk Marin sendiri.
Baca juga Carolina Marin Bicara Peluang Pertahankan Medali Emas di Olimpiade Tokyo 2020
“Saya pikir mungkin mereka (BWF) harus lebih memikirkan pemain karena para pemain adalah hal utama bagi federasi dunia atau federasi Spanyol atau federasi apa pun,” ungkap Marin, mengutip dari Reuters, Minggu (6/1/2019).
“Ketika mereka memaksa para pemain untuk memainkan begitu banyak turnamen dalam setahun, kami tidak bisa melakukan itu,” tambahnya.

Kritik Marin semakin bertambah keras ketika ia mengibaratkan atlet seperti robot. Tetapi pada kenyataannya, para pemain adalah manusia yang tidak bisa memainkan banyak turnamen dalam satu tahun.
“Kami adalah manusia bukan robot. Jadi kadang-kadang kami cedera karena kami dipaksa bermain begitu banyak turnamen. Jika kami tidak bermain karena kami cedera maka kami harus membayar denda,” pungkasnya.
(Bagas Abdiel)