Steiner: Kami Akan Gunakan Susunan Mekanik yang Sama di GP Bahrain
CALIFORNIA – Bos Haas, Guenther Steiner, menegaskan timnya akan menggunakan susunan mekanik yang sama menjelang Grand Prix (GP) Bahrain pada pekan depan. Ia mengaku tidak kapok dan percaya akan kemampuan timnya usai mengalami nasib nahas pada balapan pembuka di Australia pekan lalu.
Sebagaimana diketahui, dua pembalap Haas, Kevin Magnussen dan Romain Grosjean mengalami masalah yang hampir serupa dengan ban belakang kirinya. Alhasil, mereka gagal menyelesaikan balapan dan tidak mampu mengantongi satu pun poin.
Alhasil tim yang berbasis di California, Amerika Serikat tersebut berencana untuk melakukan strategi pit stop tambahan pada GP Bahrain supaya tidak melakukan kesalahan serupa seperti balapan di Australia.
Steiner menjelaskan permasalahan yang menimpa dua pembalapnya tersebut membutuhkan perhatian lebih dari para mekanik selama akhir pekan ini. Hal ini bertujuan untuk menjawab masalah yang muncul selama balapan akhir pekan lalu.
“Mengapa kami harus terus mengeluh? Para mekanik yang bertanggung jawab dan mereka yang harusnya disalahkan. Pistol ban, mur dan alat-alat sama seperti pada musim 2017. Tidak akan ada orang yang dipecat dalam kasus ini,” terang Steiner, sebagaimana diberitakan dari Paddocktalk, Rabu (28/3/2018).
Mungkin tekanan dua pit stop terpenting sejak kami masuk menuju olahraga pada musim 2016 terlalu besar. Tapi sekarang kami harus bekerja keras dengan kru yang sama. Mobil ini sangat bagus dan itulah sebabnya kami bisa pergi dengan optimis menuju GP Bahrain dan di balapan manapun,” sambungnya.
Baca Juga:
(Halo Teknologi Bikin Helm Pembalap seperti Bermain Petak Umpat)
Steiner juga menegaskan akan pentingnya kepercayaan diri bagi para mekanik. Dia mengatakan kecepatan yang ditunjukkan Haas selama akhir pekan di Australia bisa menjadikan motivasi untuk lebih baik lagi dalam menghadapi GP Bahrain.
“Mereka harus menjaga kepercayaan diri. Ini insiden aneh. Kami harus menjaga kepala kami. Kami tahu kami memiliki tahun yang baik di depan kami. Kami hanya perlu menganalisis apa yang terjadi dan bagaimana kami dapat mewujudkannya sehingga hal seperti ini tidak terjadi lagi,” tuntasnya.
(Leonardus Selwyn)
