Marquez Rasakan Perubahan yang Positif pada Mesin Honda
BURIRAM – Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, mengaku senang dengan kondisi mesin tim pabrikannya saat ini. Sebab, menurut Marquez kondisi mesin motor Honda kini terasa semakin jelas sehingga enak digunakan.
Hal tersebut dirasakan Marquez setelah menjalani tes pramusim hari pertama di Sirkuit Chang, Buriram, Thailand, pada Jumat 16 Februari 2018. Berkat kondisi mesin yang semakin baik, pembalap asal Spanyol itu pun dapat tampil impresif pada tes tersebut.
Dalam tes tersebut, Marquez mencatatkan torehan yang apik. Dirinya menempati posisi ketiga pada hasil akhir tes pramusim hari pertama di Buriram dengan catatan waktu 1 menit 30,912 detik. Bahkan, dalam beberapa sesi, Marquez keluar menjadi yang tercepat.
Menurut Marquez, perbaikan mesin Honda ini tidak hanya dirasakan olehnya. Pembalap lain Honda, yakni Dani Pedrosa dan Cal Crutchlow, juga merasakan perbedaan yang besar dari mesin motor yang mereka tunggangi pada tes tersebut.
BACA JUGA: Marquez Curhat soal Suhu Panas di Sirkuit Buriram
Meski begitu, Marquez tetap merasakan adanya kekurangan pada mesin. The Baby Alien –julukan Marquez– pun bertekad mencari kelemahan mesin Honda agar bisa segera diperbaiki oleh para kru tim. Hal ini diperlukan agar para rider Honda bisa mendapatkan tunggangan terbaiknya sebelum mengarungi balapan di musim ini.
Pembalap asal Spanyol itu menilai kekurangan pada ini diduga terjadi karena suhu yang panas di Sirkuit Buriram. Kondisi ini menurutnya dapat memengaruhi kualitas mesin sehingga tidak dapat bekerja optimal.
“Situasi mesin Honda menjadi lebih jelas. Kami lebih berkonsentrasi pada versi terakhir karena telah mengalami perbaikan setelah menganalisis data uji coba di Sepang,” ujar Marquez, sebagaimana dikutip dari Crash, Sabtu (17/2/2018)
BACA JUGA: Marquez Antusias Sambut Seri Terbaru MotoGP di Thailand
“Ketiga pembalap Honda yang mencoba mesin itu juga membuat kami tambah yakin. Meski begitu, kami tetap perlu mengatasi beberapa masalah dan berkonsentrasi ke arah itu agar segera mendapat solusi yang tepat,” lanjut Marquez.
“Kami tentu saja sulit memahami kondisi mesin di Malaysia dan Buriram karena suhu jalurnya yang sangat mirip. Dengan kondisi ini, kami akan kesulitan memahami mesinnya karena saat Anda merasa mesin ada di torsi yang kurang (dalam panasnya), maka kami akan membutuhkan lebih banyak torsi. Namun, saat kami sampai di Eropa dengan gearbox yang lebih pendek di trek yang lebih pendek, torsinya akan menjadi terlalu banyak. Hal ini pasti dirasakan semua orang,” tukas Marquez.
(Ramdani Bur)
