Luruskan Kabar Intimidasi, Raja Sapta Oktohari Ungkap Fakta Penyelamatan Medali Andi Jerni

Andika Rachmansyah, Jurnalis
Kamis 25 Desember 2025 02:01 WIB
Atlet Kickboxing Indonesia, Andi Jerni. (Foto: Instagram/andijerni)
Share :

JAKARTA – Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) memberikan klarifikasi tegas terkait isu intimidasi yang menerpa atlet kickboxing Indonesia, Andi Mesyara Jerni Maswara, pada perhelatan SEA Games 2025. Alih-alih melakukan penekanan, NOC Indonesia mengungkapkan kehadiran perwakilan mereka di lapangan justru bertujuan untuk menyelamatkan medali sang atlet yang terancam dicabut akibat pelanggaran regulasi internasional.

1. Klarifikasi Atas Isu Intimidasi

Kasus tim kickboxing Indonesia di SEA Games 2025 belum menemui titik terang. Selain kejadian yang menimpa Rosi Nurasjati yang mengaku sebagai manajer tim dan dideportasi oleh Konfederasi Kickboxing Asia (WAKO Asia).

Lalu, belakangan beredar ada upaya intimidasi terhadap Andi Jerni oleh perwakilan NOC Indonesia. Atlet kickboxing Indonesia itu mengaku menerima intimidasi oleh dua anggota Komite Eksekutif (Exco) NOC Indonesia, salah satunya Krisna Bayu, saat hendak naik podium untuk pemberian medali SEA Games 2025. Dia mendapat perunggu di nomor tatami atau point fighting putri kelas -50 kilogram.

Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, dengan tegas membantah adanya perilaku ataupun tindakan intimidasi terhadap Andi Jerni. Okto –sapaan akrabnya– menjelaskan bahwa fakta di lapangan adalah Krisna Bayu berjuang agar sang atlet bisa naik podium.

"Saya harus garis bawahi, bahwa tidak ada intimidasi," kata Okto dalam jumpa pers di Kantor NOC Indonesia, Senayan, dikutip Kamis (25/12/2025).

NOC Indonesia beri klarifiksai soal polemik kickboxing SEA Games 2025

"Yang ada adalah KOI oleh KE Krisna Bayu itu berjuang agar si atlet tetap dapat haknya dan dapat martabatnya yaitu berdiri di podium dan dikalungkan medali yang dia dapatkan," tambahnya.

Okto juga menyampaikan bahwa pihaknya sejak awal sudah berkoordinasi dengan federasi internasional kickboxing, WAKO Asia, dan juga Kickboxing Indonesia mengenai apa yang dilakukan oleh Krisna Bayu terhadap Andi Jerni.

"Pada dasarnya sudah dikomunikasikan waktu saya dengar kejadian itu Saya langsung tanya sama yang paling berkompetensi, siapa? Ya ketua kickboxing Indonesia dan dijelaskan bahwa apa yang dilakukan oleh saudara Bayu Itu telah berkoordinasi dengan PB Kickboxing Indonesia," terang Okto.

 

2. Konsekuensi Pelanggaran Aturan Media Sosial

Okto menerangkan, Andi Jerni sedianya tidak bisa mendapatkan medali perunggu. Hal tersebut karena unggahannya di media sosial yang tidak sesuai dengan aturan WAKO Asia.

Nah, Krisna Bayu disebut Okto adalah perwakilan NOC Indonesia yang menyelesaikan masalah tersebut agar Andi Jerni bisa naik podium dan mendapatkan medali. Karena itu, dia berpesan agar seluruh pihak untuk mengetahui aturan-aturan yang ada dan harapannya tidak dilanggar.

"Harusnya atlet ini tidak dikasih medali Akhirnya medali itu berkat diplomasi saudara Bayu akhirnya bisa diberikan. Karena atletnya masang media sosial yang dianggap itu tidak berkenan di aturan dari WAKO Asia dan aturan itu ada," terang Okto.

Andi Jerni. (Foto: Instagram/andijerni)

"Jadi saya sekali lagi menghimbau kepada semua pihak baca aturan. Jadi kita dalam hidup itu kan ada aturannya Itu baca aturannya dan aturan itu jangan dilanggar. Karena setiap aturan pasti ada konsekuensinya," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Okto juga mengimbau kepada Andi Jerni untuk datang ke Kantor NOC Indonesia bila ingin dan butuh penjelasan secara rinci. Pihaknya siap menyambut kedatangan sang atlet.

"Saya imbau kepada atlet tersebut kalau masih kurang berkenan, silakan datang ke NOC Indonesia dan kami siap untuk menjelaskannya secara terperinci agar kejadian ini tak terulang kembali," pungkasnya.

(Rivan Nasri Rachman)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Sports lainnya