5 Fakta Ye Zhaoying Pahlawan yang Jadi Pengkhianat Negara hingga Hidup Terasing, Nomor 1 Rival Susy Susanti!

Djanti Virantika, Jurnalis
Kamis 06 November 2025 09:34 WIB
Ye Zhaoying kala berlaga. (Foto: BWF)
Share :

LIMA fakta Ye Zhaoying menarik diulas. Pahlawan bulu tangkis yang jadi pengkhianat negara tersebut harus hidup terasing saat ini.

Ye Zhaoying merupakan pebulu tangkis tersohor di China pada era 1990-an. Tetapi, nasibnya berubah drastis usai Olimpiade Sydney 2000.

Menarik kini menilik fakta-fakta terkait Ye Zhaoying. Berikut Okezone ulas 5 fakta Ye Zhaoying, pahlawan yang jadi pengkhianat negara hingga hidup terasing.

1. Rival Susy Susanti

Ye Zhaoying pernah jadi andalan China di sektor tunggal putri. Kariernya yang mentereng di era 1990-an membuatnya jadi rival tangguh sejumlah pebulu tangkis top dunia, termasuk Susy Susanti.

Secara total, kedua pemain ini sudah bertemu 31 kali. Duel-duel sengit pun kerap tersaji, bahkan Susy kerap bertemu Ye Zhaoying di final. Salah satu kemenangan Ye Zhaoying diraih di final World Cup 1995. Kala itu, dia menang usai bertarung rubber game dengan skor 12-9, 2-11, dan 12-9.

Secara total, dia menang di 11 pertemuan melawan Susy Susanti. Sementara itu, dalam 20 pertemuan lainnya, Ye harus akui ketangguhan tunggal putri kebanggaan Indonesia itu.

2. Raih Banyak Gelar Juara Bergengsi

Kiprah ciamik Ye Zhaoying membuatnya meraih banyak gelar juara bergengsi sepanjang kariernya. Di antaranya, dia sukses merebut gelar juara dunia 1995 dan 1997.

Lalu, dalam turnamen BWF World Tour, Ye Zhaoying pernah naik podium tertinggi di Indonesia Open 1992 dan 1993 hingga All England. Dia juga membawa harum nama China di Kejuaraan Asia dengan jadi juara pada 5 seri, yakni 1992, 1994, 1995, 1998, dan 1999.

3. Olimpiade Sydney 2000 Awal Kehancuran

Dengan kualitasnya yang ciamik, Ye Zhaoying pun bisa mentas di turnamen sebergengsi Olimpiade. Sayangnya, penampilannya di Olimpiade Sydney 2000 jadi awal kehancuran dari kariernya.

Di ajang itu, Ye sebenarnya tampil apik hingga bisa meraih medali perunggu. Tetapi, Ye mengaku bahwa dirinya sempat diancam dan diminta sengaja kalah saat melawan kompatriotnya, Gong Zhichao, di semifinal.

Permintaan itu datang dari pelatih kepala tim bulu tangkis China, Li Yongbo, dan pelatih kepala tunggal putri China, Tang Xueha. Ye diminta sengaja kalah saat berhadapan dengan Gong agar rekan senegaranya itu bisa lolos ke babak final dan mengalahkan Camilla Martin.

Ye sempat mencoba melawan kecurangan rezim tersebut. Namun pada akhirnya, usahanya sia-sia dan justru berbuah kehancuran dalam karier bulu tangkisnya.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Sports lainnya