Lebih lanjut, pria berusia 49 tahun itu menyatakan, FIFA memiliki regulasi yang jelas dalam memberikan sanksi kepada anggotanya. NOC Indonesia menilai isu yang berkembang hanyalah bentuk provokasi yang berpotensi menimbulkan kesalahpahaman.
“Kami percaya FIFA punya mekanisme dan regulasi yang jelas dalam memutuskan sanksi. Tidak mungkin ada sanksi yang diambil berdasarkan intervensi dan pertimbangan negara lain. Jadi jangan sampai ada pihak yang sengaja memutarbalikkan fakta,” ujar Okto.
“Olahraga seharusnya jadi alat pemersatu, bukan pemecah belah. Kita harus tetap menjaga nilai sportivitas, fair play, dan solidaritas, khususnya dengan Malaysia yang merupakan saudara serumpun kita,” tegasnya.
Indonesia dan Malaysia adalah dua negara serumpun yang kerap berhadapan maupun bekerja sama di berbagai ajang olahraga internasional. Kedua negara sama-sama menjadi bagian dari ASEAN serta aktif di berbagai forum olahraga multinasional seperti SEA Games, Asian Games, maupun Olimpiade.
NOC Indonesia mencatat, dalam setiap multievent, kedua negara selalu menunjukkan sportivitas, solidaritas, dan rasa persaudaraan. Bahkan, kerja sama di luar lapangan, seperti pertukaran pengalaman kepelatihan dan program pembinaan atlet muda telah lama terjalin.
(Wikanto Arungbudoyo)