PERJUANGAN Marc Marquez yang jatuh bangun di MotoGP bikin sang legenda, Giacomo Agostini, terkagum-kagum. Agostini terkesan dengan Marquez yang berhasil bertahan hingga sejauh ini.
Bahkan kini, Marquez kembali bangkit di MotoGP. Dia sukses tampil dominan pada musim 2025 ini hingga menyapu bersih kemenangan di 2 seri awal.
The Baby Alien -julukan Marc Marquez- memulai debutnya di kelas teratas ajang balap motor pada musim 2013. Kala itu, dia langsung membela tim pabrikan Honda. Marquez saat ini sudah menginjak usia 32 tahun, termasuk salah satu pembalap tertua di MotoGP 2025.
Selama lebih dari satu dekade, Marquez telah mengalami jatuh bangun dalam kariernya. Dia sukses memenangkan enam kejuaraan pada 2013, 2014, 2016, 2017, 2018, dan 2019. Namun setelah itu, dia mengalami keterpurukan karena cedera cukup parah.
Marquez seperti kehilangan arah bersama Honda. Dia kesulitan untuk bersaing dalam perebutan gelar, bahkan untuk meraih kemenangan dalam balapan. Namun kini, Marquez sudah menemukan celah untuk bangkit.
Pembalap asal Spanyol itu meninggalkan Honda dan bergabung dengan tim satelit Gresini Ducati pada 2024. Marquez kini berstatus sebagai pembalap tim pabrikan Ducati Lenovo di MotoGP 2025.
Agostini mengaku sudah melihat mentalitas baja yang dimiliki Marquez sejak awal debutnya. Dia pun agak khawatir ketika melihat gaya membalap The Baby Alien yang terkenal cukup agresif.
“Saat ia (Marc Marquez) memulai di MotoGP, ia mengalahkan 'Vale' dengan kenekatan seorang pemuda yang tidak takut jatuh, tidak takut terluka, tetapi terkadang Tuhan berpaling dari Anda, dan ia kini memiliki kesempatan untuk melihat dan memahaminya,” kata Agostini dilansir dari Motosan, Kamis (20/3/2025).
Agostini menganggap Marquez saat ini sedang menguji dirinya kembali setelah sempat terpuruk. Eks pembalap MV Agusta itu mengibaratkan Marquez seperti ‘binatang terluka’ yang sedang berupaya bangkit.
“Kita tidak boleh lupa asal Marc. Dia memutuskan untuk menguji dirinya sendiri,” ujar Agostini.
“Dia menjalani empat operasi, pulih, dan meninggalkan tim, pabrik terkuat di dunia, Honda. Dia pergi ke tim satelit dan memenangkan tiga Grand Prix. Saya tegaskan, dia adalah hewan yang terluka yang ingin menguji dirinya sendiri dan mencari tahu apakah dia masih mampu bersaing dengan yang terbaik,” pungkasnya.
(Djanti Virantika)