JAKARTA – Timnas Basket Indonesia memetik pelajaran berharga usai disikat Timnas Basket Korea Selatan di Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025. Pelatih Johannis Winar menyinggung masalah fisik pemain dalam pernyataannya.
Timnas Basket Indonesia baru saja mengakhiri perjuangannya di Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025. Mereka dikalahkan Korea Selatan 63-90 di Indonesia Arena, Jakarta, Minggu 23 Februari 2025 sore WIB.
Dalam pertemuan sebelumnya, Skuad Garuda juga menelan kekalahan dari Korea Selatan 78-86. Kemudian saat bertemu dengan Timnas Basket Thailand, Indonesia dikalahkan dua kali (56-73, 71-112).
Saat bersua dengan Timnas Basket Australia, mereka kalah dua kali dengan skor 51-106 dan 58-109. Alhasil, Timnas Basket Indonesia mengakhiri kualifikasi di Grup A tanpa meraih satu pun kemenangan.
Selepas pertandingan melawan Korea Selatan, Johannis mengakui timnya masih mempunyai kekurangan. Meski tak meraih kemenangan, ada pelajaran berharga yang bisa dipetik oleh Skuad Garuda.
“Pertama-tama saya bicara kepada pemain saya, kami harus memulai pertandingan dengan sangat kuat sejak awal pertandingan,” kata Coach Ahang -sapaan akrabnya, kepada awak media, termasuk Okezone, dikutip Selasa (25/2/2025).
“Kami bicara soal cara bermain Korea yang agresif, pada kuarter pertama dan kedua kami enggak bisa main dengan ritme yang kami inginkan setelah babak pertama,” imbuhnya.
“Saya bilang kami harus bersaing, berusaha lebih keras lagi, hasilnya kami bisa bersaing dengan mereka, di kuarter ketiga 23-24, kuarter keempat 16-17, itu artinya kami bisa,” tukas Ahang.
“Kami harusnya memulai bermain seperti ini dari awal, ini adalah pekerjaan rumah kami, kami harus lebih baik lagi sejak awal pertandingan, bermain yang konsisten seperti kuarter ketiga dan keempat,” lanjut pria berusia 54 tahun itu.
Lebih lanjut, Coach Ahang mengatakan fisik juga menjadi faktor penting dalam pertandingan basket. Ia berharap, Timnas Basket Indonesia bisa meningkatkan fisik sehingga bisa lebih kuat menghadapi turnamen selanjutnya.
“Di pertandingan internasional fisik sangat penting, kami harus bersaing dengan lawan. Jadi karena itu, kami harus bigger, stronger, and faster,” tandasnya.
(Wikanto Arungbudoyo)