Maka dari itu, sekali saja gagal finis pada Sprint Race atau Race, keunggulan bisa lenyap seketika. Martin sudah pernah mengalami hal serupa pada titik-titik krusial musim lalu seperti di Indonesia dan Valencia.
Bagnaia tentu sadar dengan hal tersebut. Ia setidaknya dua kali mendapat durian runtuh ketika mengejar pemimpin klasemen. Bahkan, pada 2022, selisih poin yang dikejar cukup besar dari Fabio Quartararo.
Mental Martin
Pelajaran yang begitu mahal sudah pasti dipetik pria asal Madrid ini pada MotoGP 2023. Keunggulan cukup jauh di papan klasemen akhirnya harus pupus di seri-seri terakhir.
Tahun lalu, persoalan mental diyakini jadi penghambat Martin. Sebab, itu adalah pertama kalinya sang pembalap terlibat dalam perebutan gelar juara secara langsung di kelas premier.
Alhasil, Martin kerap mengambil keputusan dengan sembrono dan membalap dengan perasaan terburu-buru hingga melakukan kesalahan. Itu sangat terlihat pada MotoGP Mandalika 2023.
Martin, yang unggul cukup jauh yakni 3 detik, justru harus terjatuh karena ingin terus memacu motor dengan sekencang-kencangnya. Hal itu malah menjadi senjata makan tuan.
Tentu pengalaman pahit itu bisa jadi pelajaran penting buatnya. Menjaga ritme balapan dan meraup sebanyak mungkin poin, menjadi kunci untuk merengkuh titel juara dunia.