KISAH sedih eks pebulu tangkis, Lee Young-suk, akan diulas dalam artikel ini. Sebab, dia pernah ditampar pelatihnya sendiri setelah kalah dari Susy Susanti di Piala Sudirman 1989.
Ya, Lee Young-suk diketahui merupakan salah satu pebulu tangkis andalan Korea Selatan di sektor tunggal putri. Dia dianggap sebagai salah satu pemain paling berbakat dengan kecepatan dan kekuatannya yang luar biasa di lapangan.
Berkat bakat luar biasanya, Lee Young-suk sukse meraih berbagai gelar juara bergengsi, di antaranya juara Denmark Open 1987, Hong Kong Open 1988, dan Indonesia Open 1990. Puncaknya, ia pernah menduduki peringkat 2 dunia di sektor tunggal putri.
Dengan kondisi ini, tak heran Lee Young-suk diandalkan Korea Selatan di ajang-ajang beregengsi, termasuk Piala Sudirman 1989. Tetapi, kisah miris harus dialaminya di sana.
Piala Sudirman 1989 sendiri jadi pertama kalinya ajang beregu campuran itu dihelat. Ajang ini sendiri digelar di Jakarta, Indonesia.
Sayangnya, Lee Young-suk harus mengalami kisah sedih di babak final. Duel tim Korea Selatan melawan Indonesia berlangsung sangat sengit kala itu.
Korea Selatan sendiri sempat berada di atas angin karena mampu merebut dua partai awal. Ganda putra Indonesia, Eddy Hartono/Rudy Gunawan dikalahkan oleh Park Joo Bong/Kim Moon-soo dengan skor 9-15, 15-8, dan 13-15.
Hasil minor juga didapat ganda putri Indonesia, Verawaty Fajrin/Yanti Kusmiati, yang turun di partai kedua. Mereka kalah dua gim langsung oleh Hwang Hye-young/Chung So-young lewat skor 12-15 dan 6-15.
Dengan dua kemenangan itu, Korea Selatan hanya perlu tambahan satu kemenangan lagi untuk bisa menyegel gelar juara Piala Sudirman 1989. Pada partai ketiga, laga di sektor tunggal putri dimainkan dengan mempertemukan Lee Young-suk melawan Susy Susanti.
Sejatinya, Lee Young-suk mampu tampil baik dalam laga itu. Dia bisa mengunci kemenangan di gim pertama dengan skor 12-10.
Lalu di gim kedua, Lee Young-suk pun terus melanjutkan kiprah manisnya sehingga unggul 10-2 dari Susy Susanti. Tetapi, Lee Young-suk tertahan setelah itu. Susy Susanti tiba-tiba tampil menggila dan terus mendulang poin hingga membuat skor imbang 10-10.
Susy yang sedang on fire menutup gim kedua dengan kemenangan 12-10. Tentu saja, Lee Young-suk terlihat syok dan nahasnya hal tersebut berlanjut di gim ketiga.
Secara mengejutkan, Susy kembali tampil menggila dan membuat Lee Young-suk tumbang tanpa meraih poin alias dengan skor 11-0. Peluang Korea Selatan juara pun saat itu tertahan.
Menariknya, di dua partai setelahnya, Indonesia mampu menang atas wakil-wakil Korea Selatan. Dua wakil Indonesia yang ikut menyumbang kemenangan itu adalah Eddy Kurniawan dan Eddy Hartono/Verawaty Fajrin. Alhasil, gelar juara jadi milik Indonesia.
Usai laga, Lee Young-suk sendiri dapat perlakuan tidak menyenangkan dari sang pelatih. Dia ditampar di bagian pipinya karena sang pelatih begitu kesal dia kalah dari Susy Susanti di partai penentuan. Momen itu terus dikenang hingga saat ini.
(Djanti Virantika)