Baru di musim keduanya, Lorenzo perlahan bisa mulai memahami motor Desmosedici. Dia pun bisa meraih tiga kemenangan, sebelum akhirnya babak belur lagi dan akhirnya memutuskan pindah ke Honda.
Tetapi, kondisi berbeda dialami Bagnaia. Dia berhasil sukses besar bersama Desmosedici. Dia benar-benar membawa Ducati berjaya. Bahkan, kesuksesannya menjuarai MotoGP pada 2022 telah menghentikan puasa juara Ducati yang sudah berlangsung selama 15 tahun lamanya.
Sebelum Bagnaia, ada Casey Stoner yang bisa menaklukkan Desmosedici. Hal itu dibutikan dengan pencapaian Stoner juga dalam membawa Ducati juara dunia pada musim 2007.
Kini, Bagnaia pun bertekad melanjutkan catatan fantastisnya itu pada MotoGP 2024. Jika berhasil, dia akan menorehkan catatan ciamik karena juara MotoGP dalam 3 musim beruntun.
(Djanti Virantika)