KISAH miris Ratchanok Intanon, mantan ratu bulutangkis dunia yang pernah terseret kasus doping hingga disanksi berat oleh BWF menarik untuk diulas. Pasalnya, hal ini sampai membuatnya hampir gagal tampil di ajang Olimpiade.
Ratchanok Intanon adalah pebulutangkis tunggal putri andalan Thailand kelahiran 5 Februari 1995. Selama kariernya, Intanon sukses mengemban beban berat untuk mengharumkan nama negeri Gajah Putih di kancah perbulutangkisan dunia.
Tercatat, pebulutangkis cantik itu pernah menjuarai berbagai ajang BWF World Tour dan BWF Super Series seperti India Open 2013, Indonesia Open 2015, Singapore Open 2016, Malaysia Masters 2018, China Open 2022, dan masih banyak yang lainnya.
Pebulutangkis cantik berusia 29 tahun itu juga tercatat pernah menjadi juara di Kejuaraan Dunia pada 2013. Hal ini menjadikannya memegang rekor pebulutangkis termuda yang pernah memenangkan ajang tersebut.
Namun di balik prestasi gemilangnya, Ratchanok Intanon pernah terseret kasus doping yang mencoreng namanya. Intanon terbukti positif doping saat dilakukan tes di ajang Uber Cup 2016 yang digelar di Kunshan, China.
Hasil menunjukkan bahwa dalam sampel darah Intanon ditemukan steroid yang dapat menambah performanya di atas lapangan. Akibat hal tersebut, pebulutangkis yang akrab disapa May itu kemudian diberi sanksi sementara hingga BWF memberi keputusan resmi.
Kendati hanya sanksi sementara, posisi Intanon saat itu benar-benar tidak diuntungkan. Pasalnya, dalam waktu dekat, ia akan mengikuti ajang Olimpiade 2016 di Rio De Janeiro, Brasil.
Saat proses pemeriksaan dan penyidikan terus berlanjut, Federasi Bulutangkis Thailand (SAT) berusaha membantu sang pemain dengan menyatakan Intanon selalu bersih dari doping selama dua bulan terakhir. Tim Ratchanok Intanon juga mengatakan bahwa sang pemain pernah mendapat suntikan untuk kesembuhan cedera lututnya yang menjadi kemungkinan menjadikan hasil tes dopingnya menjadi positif.
Setelah beberapa hari penyelidikan, BWF akhirnya melaporkan bahwa Ratchanok Intanon tidak bersalah. Mantan peringkat 1 dunia itu dianggap tidak melanggar aturan doping yang diberlakukan oleh Badan Antidoping Dunia.
Keputusan ini diambil setelah bukti perawatan catatan Intanon dan kesaksian beberapa pihak membuktikan jika zat ditemukan adalah bagian perawatan cedera. Berkat hal ini, sanksi sementara Ratchanok Intanon akhirnya dicabut dan May dapat di Olimpiade Rio 2016.
"Menjadi mimpi saya untuk tampil di Olimpiade. Saya berterima kasih pada semua pihak yang telah membantu saya. Saya selalu yakin kalau saya tidak bersalah (memakai doping). Saya tidak membuat kesalahan apa pun,” ujar Intanon dalam konferensi pers di Bangkok dikutip dari BadminTalk, Minggu (4/2/2024).
Itulah kisah miris Ratchanok Intanon, mantan ratu bulutangkis dunia yang pernah terseret kasus doping hingga disanksi berat oleh BWF.
(Admiraldy Eka Saputra)