Kendati kerasan di Kanada, Setyaldi ogah mengganti status kewarganegaraannya. Namun, saat ini dia dalam proses mendapat izin menetap secara permanen di sana.
“Saya enggak mau pindah kewarganegaraan, saya enggak mau. Cuma mungkin sekarang lagi tahap proses permanent residence tapi bukan warga negara,” ujar Setyaldi.
Lebih lanjut, Setyaldi menceritakan bahwa melatih di Kanada itu penuh dengan tantangan. Mulai dari cuaca yang tak mendukung latihan fisik secara maksimal sampai sulitnya mencari lawan sparing yang berkualitas untuk anak buahnya.
“Tantangannya banyak ya melatih di sana, pertama cuaca karena cuaca di sana kita jadi agak susah kalau latihan fisik di luar. Beda sama di Asia. Cuma kalau di dalam lapangan mungkin masih bisa latihan fisik,” jelasnya.
“Kedua, lawan sparing pun enggak sebanyak di kita. Kalau di Asia atau mungkin di Indonesia kan banyak yang bagus-bagus jadi kita bisa ajak untuk jadikan sparing. Di sana itu kita mau cari sparing saja agak susah, harus nunggu visa dulu diterima atau engga, dll, jadi susah cari sparing,” imbuhnya.
Meski sudah betah di negeri orang dan terbukti bisa memoles pemain Kanada menjadi pemain berkualitas, Setyaldi punya mimpi untuk melatih di Indonesia. Terlebih, jika tawaran itu datang dari Pelatnas PBSI.
“Ada pasti ada kalau harapan itu pasti ada. Pasti kepengen lah, di mana-mana kalau ada tawaran d i Indonesia di pelatnas pasti mau,” pungkasnya.
(Djanti Virantika)