Cerita Yeremia Rambitan Takut Masa Depannya Hilang Usai Cedera ACL

Bagas Abdiel, Jurnalis
Sabtu 13 Januari 2024 14:16 WIB
Yeremia Yacob Rambitan bercerita kepada MNC Portal Indonesia mengenai ketakutan akan masa depan hingga dukungan Pramudya Kusumawardhana (Foto: MPI/Bagas Abdiel)
Share :

Ketika kamu menangis itu, apakah Pramudya tahu?

Iya dia tahu. Tapi Pram kan orangnya kalau habis kalah, dia inginnya menyendiri. Untuk dirinya sendiri kan dia ingin menyendiri, mungkin ke orang lain juga sama.

Pas ada di titik terendah itu, apakah sempat ngobrol juga dengan pelatih?

Oh, pasti ada. Koh Herry (Iman Pierngadi) waktu itu ngomong, enggak apa-apa, latihan lagi. Terus teman-teman juga ngomong kayak Leo (Rolly Carnando)/Daniel (Marthin), (M Shohibul) Fikri, mereka juga kaget, kok pasangan Prancis itu tiba-tiba jadi bagus banget. Mereka juga terheran-heran. Jadi mungkin karena temen-temen ngomong kayak gitu, saya juga jadi tambah semangat lagi. Karena, tadinya saya ngerasa kok bisa sih kalah. Tapi, karena anak-anak ngomong gitu ya jadi semangat lagi. Mungkin lawan lagi pede karena tuan rumah. Orang kalau pede kan apa aja bisa terjadi. Jadi saya yaudah berpikir seperti itu aja.

Titik terbaik kalian bisa dikatakan saat tampil di Indonesia Open 2023 yang secara mengejutkan menembus semifinal. Apa yang terjadi?

Sebelumnya kan saya main di Thailand Open 2023 dan Singapura Open 2023, kalah di 16 besar. Tapi ya permainan saya oke-oke aja. Ya mungkin lawan-lawan saya saat itu bisa juga karena udah capek di pertandingan sebelumnya, sedangkan saya kalah di babak kedua jadi ada waktu istirahat. Ya itu saya bingung juga kenapa bisa begitu kita. Mungkin karena bawaannya happy dan tenang. Karena bulu tangkis itu intinya tenang sih. Saya juga bingung bisa sejauh itu, padahal lawan Babah sama koh Es (Ahsan/Hendra) belum pernah menang, itu pertama kali menang di situ kan. Tapi saya cuma berpikir main seenak mungkin, terus ya udah tiba-tiba menang gitu kan. Termasuk di quarter final juga (lawan Wang Chang/Liang Wei Keng dari China), tertinggal jauh itu sebenarnya 11-17 (di gim ketiga), terus kita bisa ngejar dan menang. Itu juga enggak ada pikiran apa-apa. Emang cuma nothing to lose aja gitu main, kayak satu-satu bisalah.

Setelah match perempatfinal dan lolos ke semifinal Indonesia Open 2023, kamu menangis juga. Apa yang kamu pikirkan saat itu?

Ngerasa terharu. Saya senang pokoknya itu, saya senang bisa masuk semifinal. Berarti saya bisa membuktikan kalau saya masih bisa bersaing. Lebih tepatnya ya itu sih.

Untuk saat ini, apakah kondisi kaki kamu sudah aman?

Kaki sudah mulai oke, sudah nyaman. Enggak ada kendala. Saya juga kaget tiba-tiba bisa lompat ke belakang satu kaki, kaget saya haha. Udah enggak ada sakit, tapi tetap harus ada penguatan karena ibarat kayak kertas kalau robek, nyatu lagi susah kan? Harus ada bantuan. Jadi ya harus penguatan biar otot saya kuat, dan enggak terlalu menumpu di lutut.

Tahun ini kamu dipastikan absen main di Istora, akan ada yang dikangenin enggak?

Yang pasti saya sedih. Saya pengen dan mau main di Istora karena di Indonesia keluarga bisa nonton saya, kan keluarga banyak banget kan. Satu-satunya kalau mereka pengen nonton saya tanding secara langsung ya cuma di Istora doang. Ya sayang aja gitu, apalagi saya pengen banget main di Istora.

(Wikanto Arungbudoyo)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Sports lainnya