JAKARTA – Hal mulia baru saja dilakukan ratu tenis meja Indonesia, Rossy Pratiwi Dipoyanti kepada dunia olahraga Tanah Air. Sebab ia menghibahkan tongkat obor Olimpiade Atlanta 1996 miliknya kepada Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
Ya, Rossy memberikan tempat obor yang digunakannya saat membawa obor Olimpiade Atlanta 1996 di Amerika Serikat kepada KOI pada Jumat (5/1/2023). Dia langsung datang ke kantor KOI di Senayan, Jakarta, sembari menghadiri konferensi pers pengumuman Ketua Kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024.
Secara langsung, wanita yang kini berusia 51 tahun itu memberikannya kepada Ketua Umum KOI, Raja Sapta Oktohari. Okto -sapaan Raja Sapta- pun menerimanya dengan tangan terbuka dan penuh kebanggaan.
Rossy pun mengungkapkan dirinya menghibahkan tongkat obor Olimpiade miliknya kepada KOI agar bisa melecut semangat atlet-atlet Indonesia saat ini. Dia berharap mereka akan lebih bersemangat untuk mengejar mimpi hingga ke ajang empat tahunan itu yang tak semua atlet bisa mencapainya.
“Karena menurut Rossy memang ini yang paling pas, karena bisa memotivasi ke atlet-tlet lain. Selain itu juga karena kalau di rumah, kan, hanya Rossy saja yang melihat dan menikmati, kalau ini, kan, dititipin ke KOI itu mungkin bisa memotivasi atlet-atlet lain untuk ikut Olimpiade karena Olimpiade sendiri itu kan sulit,” kata Rossy kepada awak media, termasuk MNC Portal Indonesia, Jumat (5/1/2023).
“Karena enggak sembarangan gitu lho untuk bisa lolos ke Olimpiade, ada tahapan-tahapannya gitu lho, memang tidak bisa dibeli apapun, hanya bisa dibeli dengan keringat dan latihan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Rossy mengungkapkan bagaimana dirinya bisa terpilih menjadi pembawa obor Olimpiade Atlanta 1996. Kala itu, dia tak sendirian, tetapi bersama atlet jalan cepat Indonesia, yakni Etel Hudson.
“Ya itu mungkin alhamdulillah, selain salah satu saya bisa ikut berpartisipasi di Olimpiade sendiri, itu bonus buat Rossy pribadi mungkin, ya. Kebetulan waktu itu almarhum Pak Ismoyo sebagai Ketua KONI menunjuk Rossy dan satu lagi ada atlet jalan cepat, Etel Hudson, jadi berdua kita untuk mewakili Indonesia membawa obor Olimpiade,” jelas peraih 13 medali emas SEA Games itu.
Rossy sendiri sudah dua kali mewakili Indonesia di Olimpiade. Pada edisi 1992 di Barcelona, dia melakoni debutnya dan gagal membawa pulang medali. Akan tetapi, kala itu dia mampu menduduki peringkat 17 nomor tunggal putri.
Sementara di Atlanta, Rossy mengalami penurunan. Dia hanya berakhir di peringkat 46 nomor tunggal putri. Dalam dua ajang tersebut, dia juga tampil di sektor ganda campuran.
Kendati gagal menyumbang medali untuk Tim Merah-Putih di Olimpiade, nama Rossy sangat dikenal di kawasan ASEAN hingga dijuluki sebagai Ratu Pingpong Asia Tenggara. Pasalnya, dia berhasil mengantongi 13 medali emas dalam keikutsertaannya di SEA Games sejak 1987 hingga 2001 silam.
(Rivan Nasri Rachman)