HANGZHOU – Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, tak kuasa membendung air matanya usai kalah dari wakil Jepang, Aya Ohori, di perempatfinal Asian Games 2023. Gregoria menyadari terlalu memberi lawan kenyamanan untuk merebut poin demi poin di gim pertama.
Usai pertandingan melawan Aya Ohori, Gregoria berbicara soal kekalahannya sambil menitikkan air mata. Pebulu tangkis berusia 24 tahun itu mengakui kekalahannya disebabkan karena kesalahan masif pada gim pertama.
“Kuncinya di gim pertama, saya tidak seharusnya tertinggal begitu jauh di pembukaan sampai interval. Itu membuat lawan lebih percaya diri sedangkan saya harus bekerja lebih keras,” kata Gregoria sambil menangis, dikutip dari rilis resmi PBSI, Jumat (6/10/2023).
“Hal itu sangat mempengaruhi mental saya,” tambahnya.
Gregoria mengatakan ketegangan menyelimuti dirinya setelah tertinggal jauh pada gim pertama. Apalagi, ia mengetahui bahwa dirinya adalah wakil Indonesia terarkhir yang tersisa dari cabor bulu tangkis. Tekanan itu membuat Gregoria sulit untuk kendalikan permainannya.
“Saya merasa di gim pertama tegang itu ada, merasa tekanan semua ada di saya,” jelas Gregoria.
“Di samping lawan yang memang sangat baik dalam mengontrol permainan, saya jadi tidak bisa berkembang apa pun,” lanjutnya.
Ya, Gregoria Mariska dikalahkan wakil Jepang, Aya Ohori, di Binjiang Gymnasium, Hangzhou, China pada Kamis 5 Oktober 2023 malam WIB. Pebulu tangkis ranking tujuh dunia itu kalah dalam dua gim langsung 10-21 dan 19-21.
Kekalahan Gregoria memastikan kontingen Indonesia tidak mendapatkan medali dari cabang olahraga (cabor) bulu tangkis di Asian Games 2023. Ini merupakan sejarah baru bagi kontingen Indonesia, yang sebelumnya selalu mendapatkan minimal satu medali dari cabor bulu tangkis.
(Djanti Virantika)