Namun tampaknya jalan yang diambil oleh Ducati tidak selamanya mulus. Sebab selama 4 tahun tersebut pabrikan asal Italia ini hanya mencetak kemenangan yang sedikit.
Hal itu turut membuat Ducati mulai mengambil langkah dengan melakukan setting ulang pada mesin, model dan aerodinamika sehingga menghasilkan motor lebih kompetitif untuk ajang balap berikutnya.
Kemenangan Ducati rupanya mulai terlihat di 2007. Terlebih sejak pabrikan motor tersebut menghire Casey Stoner sebagai ridernya dengan ditemani oleh Loris Capirossi.
Lalu di 2011, Ducati harus menerima pil pahit karena sang rider kebangaannya yaitu Cassey Stoner memutuskan untuk pensiun akibat cidera parah yang dideritanya. Akan tetapi pabrikan asal Italia ini bisa bernafas lega karena di 2012 mereka menarik Valentino Rossi untuk bergabung dengan timnya.
Selama 2 tahun Valentino Rossi membela tim Ducati pada ajang MotoGP. Namun tampaknya tidak berjalan mulus sehingga di 2013 The Doctor memutuskan untuk pergi dan digantikan posisinya dengan Andrea Dovizioso.
Selama kariernya, Andrea Dovizioso telah mencetak beberapa kemenangan dan status runner up selama 3 musim berturut-turut di MotoGP. Namun di 2018, Dovizioso lalu digantikan oleh Jorge Lorenzo.
Kini Ducati semakin berjaya terlebih usai Francesco Bagnaia memberikan gelar juara untuk Ducati di MotoGP 2022. Bahkan di MotoGP 2023, ada 8 motor yang menggunakan Ducati. Hal itu membuktikan betapa kuatnya tim pabrikan asal Italia tersebut.
Dalam perjalanan kariernya, prestasi Ducati tampak berjalan baik dan tidak buruk. Meski jarang mendapatkan kemenangan namun semangat dan konsistensi Ducati wajib diajungi jempol dalam meraih kemenangan hingga menjadi kuat seperti sekarang ini.
(Rivan Nasri Rachman)