PROFIL Adyos Astan, atlet tenis meja kursi roda andalan Indonesia di Asian Para Games 2023 akan dibahas Okezone di artikel ini. Ya, Adyos merupakan andalan Tanah Air karena pengalaman yang ia miliki sudah amat banyak.
Usia lanjut dan harus menggunakan kursi roda dalam aktivitasnya tidak menyurutkan semangat mengharumkan nama indonesia di nasional dan internasional. Adyos memperlihatkan bahwa tidak ada batasan untuk bisa berprestasi, baik itu batasan usia atau kursi roda yang ia gunakan.
Saat ini Adyos sedang mengikuti Pelatihan Nasional (Pelatnas) Asian Para Games 2023 yang akan berlangsung di Hangzhou, China, pada 22-28 Oktober mendatang. Bila kita dicermati, atlet tenis meja kursi roda Indonesia bisa dikatakan lebih tua ketimbang atlet lainnya, hal itu karena Adyos memang sudah berusia 55 tahun.
Tak ayal, ratusan medali dari kompetisi nasional dan tingkat ASEAN sudah diperolehnya. Menariknya usia senja tidak menyurutkan semangat Adyos untuk memberikan yang terbaik untuk Indonesia.
Adyos kecil dilahirkan dalam kondisi normal, namun di usia dua tahun dirinya terkena demam hingga harus dibawa ke dokter, dan diketahui terkena polio.
Kondisi yang tidak biasa ini tidak begitu dihiraukan Adyos bahkan sejak kecil suka dengan beberapa cabang olahraga (cabor) meski hanya sebatas hobi dan main main.
Menariknya Adyos menekuni cabor tenis meja bukanlah memilih, namun sebuah panggilan dan sejak pertama ikut turnamen merasa sepertinya bisa dan itu dilakukan terus sampai saat ini. Saat di kampung dulu untuk menjadi atlet sangat sulit karena fasilitas terbatas kadang berpindah tempat, namun ini semua tidak menghalangi semangatnya.
Awalnya menguasai tenis meja kursi roda adalah hal sulit karena harus mahir dalam tenis meja dan lancar menggerakkan kursi roda sesuai arah bola. Butuh adaptasi untuk bisa seperti sekarang. Baginya kursi ini diibaratkan kaki jadi seperti sudah menyatu.
Adyos mengaku dirinya tidak pernah merasa down karena saat berada di kampung dan tumbuh seperti anak-anak kecil pada umumnya , namun mulai terasa saat bersekolah di kota.
Teman yang lain n bisa melakukan aktifitas dan hanya dirinya yang mengalami keterbatasan, dan hal ini justru menjadi pemicu semangat dan Adyos yang mengenyam pendidikan di sekolah umum.
Pada 1993 silam menjadi titik balik. ia berhasil menembus final dalam Pekan Olahraga Cacat Nasional (Porcanas).
Sejak itu ia kerap menjadi wakil indonesia di berbagai kejuaraan internasional. Prestasi dan medali sudah sangat banyak ada seratusan lebih terakhir single di ceko itu dan dapat medali emas untuk perorangan dan di taichung taipei itu kita di ganda dapat medali emas.
Kegigihan yang cukup berkesan adalah saat bertanding di jordan saat saat final pertandingan sudah posisi dua sama, bola yang diumpan terlalu lebar oleh lawan dan dikejar dan saat jatuh dan terluka di tubuh hingga pertandingan dihentikan , namun dengan kegigihannya pertandingan dilanjutkan dan meraih juara.
Kedepannya Adyos akan terus fokus di cabor ini dirinya masih mempunyai target selain di asean paragames hangzhou adalah di paris ya 2024.
Meski usia senja untuk menjaga kebugaran Adyos selalu berolahraga dan meningkatkan teknik, dan selalu melakukan olahraga tenis meja.
Adyos berpesan sekaligus memberikan semangat kepada teman-teman lain yang belum punya kesempatan untuk menjadi atlet. Pesan itu adalah ia berharap mereka semua pantang menyerah.
Untuk persiapan ke Asian Para Games 2023 ini pelatihan sudah 90 persen dengan melakukan pra kompetisi, game, dan evaluasi.
Di kesempatan ini indonesia mengirimkan 15 atlet dengan 8 atlet putra dan 7 atlet putri.
(Rivan Nasri Rachman)