KISAH unik Rivan Nurmulki, pevoli Indonesia sekaligus polisi yang dulunya seorang penjual ayam menarik untuk diulas. Sosok pemain voli asal Jambi ini terus menuai sorotan.
Pasalnya, Rivan Nurmulki tak hanya dikenal sebagai pemain voli dengan banyak prestasi saja. Namun, juga memiliki kemampuan bermain apik dan kerap menjadi andalan tim. Kemampuan pemain berusia 28 tahun ini dalam dunia voli tentunya tidak didapatkan dengan mudah. Ada banyak kisah yang menyertai sebelum ia sesukses sekarang.
(Rivan Nurmulki, salah satu pevoli terbaik yang dimiliki Indonesia)
Berikut kisah unik Rivan Nurmulki, pevoli Indonesia sekaligus polisi yang dulunya seorang penjual ayam dilansir dari berbagai sumber.
Rivan Nurmulki merupakan seorang atlet yang lahir di Bangko, Merangin, Jambi pada 6 Juli 1995 dari pasangan Nasrin dan Ika Nuryati. Ia awalnya tidak begitu berminat menggeluti olahraga voli.
Namun, saat duduk di bangku SMA, ia memiliki postur tubuh yang menjulang tinggi. Karena itu, saat usianya 17 tahun, ia mencoba bermain voli. Mulanya ia hanya berlatih di lapangan kampung saja.
Rivan Nurmulki lalu mencoba untuk ikut pertandingan voli di daerahnya. Dari turnamen ke turnamen, kemampuan voli Rivan Nurmulki kian meningkat, meski saat itu ia belum paham dasar teori voli dan hanya mengandalkan kekuatan pukulan serta tinggi badan saja.
Latihan keras yang dijalani Rivan Nurmulki rupanya butuh pengorbanan. Menurut penuturan sang ayah, Rivan Nurmulki pernah bergabung dengan tim Merangin untuk Porda Provinsi Jambi. Tak jarang, selama latihan Rivan Nurmulki harus menjual ayam demi bisa membeli bensin agar ia bisa berangkat latihan.
Singkat cerita, Rivan Nurmulki diberi kesempatan untuk berlaga dalam ajang Kapolda Cup Jambi. Dari sanalah bakat voli Rivan Nurmulki dilirik Loeh Surabaya Samator. Ia pun ditawari untuk bergabung dengan klub asal Jawa Timur tersebut.
Dengan postur tubuh yang tinggi menjulang dianggap ideal sebagai pemain voli oleh Surabaya Samator, Rivan Nurmulki pun setuju untuk bergabung meski harus jauh dari keluarga karena harus pindah ke Sidoarjo.
Diakui oleh Rivan Nurmulki bahwa selama menjalani latihan ia sempat merasa ingin pulang karena rindu keluarga dan merasa latihan berat membuatnya tidak betah. Meski demikian, ia berhasil bertahan dan beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Usaha keras Rivan Nurmulki pun berbuah manis. Ia sukses membawa Surabaya Samator menjuarai Proliga 2016, sedangkan Rivan Nurmulki meraih predikat MVP pada ajang tersebut. Kesuksesan Rivan Nurmulki terus berlanjut, pada PON 2016 ia juga berhasil mempertahankan emas untuk Jawa Timur.
Pada 2018, Rivan Nurmulki kembali meraih MVP pada ajang Proliga bersama tim Samator. Ia pun ditunjuk sebagai salah satu pemain Timnas Voli Indonesia untuk beberapa laga bergengsi, seperti Asian Men’s Volleyball Championship, SEA Games, dan Asian Games.
Tak hanya berkarier di negeri sendiri, Rivan Nurmulki juga sempat tercatat berkarier di Thailand pada 2019 dan Jepang pada 2021 hingga 2022. Sebelumnya pada Juni 2016, Rivan juga terpilih sebagai siswa di Sekolah Polisi Negara (SPN) karena prestasinya di bidang voli. Rivan Nurmulki juga diketahui menjalani pendidikan di Universitas Yos Sudarso dengan jurusan Manajemen untuk bekalnya di kepolisian.
Kendati berstatus sebagai polisi, hingga saat ini Rivan Nurmulki masih aktif bermain sebagai atlet voli profesional. Demikian Kisah Unik Rivan Nurmulki, Pevoli Indonesia Sekaligus Polisi yang Dulunya Seorang Penjual Ayam.
(Ramdani Bur)