JAKARTA - Fajar Alfian menyimpan kisah pergulatan batin antara melanjutkan karier sebagai pebulu tangkis atau pendidikan. Hal itu diungkapkan kepada MNC Portal Indonesia (MPI) saat ditemui belum lama ini di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur.
Sejak menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), Fajar selalu menjalani pendidikannya secara reguler. Bahkan pemain kelahiran 7 Maret 1995 itu hanya menjadikan olahraga bulu tangkis itu sebagai sebuah hobi.
"Saya orangnya tuh beda dengan atlet lain yang fokus di dunia bulu tangkis sejak kecil. Hampir semua meninggalkan sekolah demi bulu tangkis dan sekolah hanya sebatas formalitas. Tapi kalau saya enggak," kata Fajar saat diwawancarai eksklusif.
Ya, sejak SD hingga SMP, Fajar memang hanya fokus sekolah. Lalu ketika duduk di bangku di kelas 1 SMA, dia mencoba meniatkan diri untuk fokus ke bulu tangkis. Dengan seizin orangtua, Fajar memberanikan diri meninggalkan kampung halamannya di Majalaya dan hijrah ke Tangerang, untuk bergabung dengan salah satu klub.
"SMA kelas 1 saya dari kampung saya di Bandung akhirnya pindah ke Tangerang. Di situ akhirnya saya mau fokus ke bulu tangkis," terang Fajar.
"Tapi setelah waktu berjalan selama lima sampai enam bulan, ternyata enggak ada perkembangan dan enggak ada kemajuan dan di sana juga kurang diperhatikan. Akhirnya saya minta orang tua saya buat pulang ke Bandung untuk sekolah kembali," imbuhnya.
"Akhirnya saya dimasukkan ke sekolah biasa lagi, waktu itu kelas 1 SMA, dan orangtua berpesan, 'Ya sudah kalau mau sekolah ya fokus sekolah.' Jadi boleh bulu tangkis tapi hanya sebatas hobi," tukas Fajar.
Meski begitu, Fajar tidak menyerah. Kelas 3 SMA, dia akhirnya kembali fokus ke bulu tangkis dan menjalani latihan meski hanya seminggu 3-4 kali. Kali ini, Fajar mencoba menyeimbangkan antara bulu tangkis dengan pendidikan.