KISAH legenda pebulu tangkis Zhang Ning, mantan rival Susy Susanti yang berjuang melawan kemiskinan hingga perceraian akan diulas Okezone di artikel ini. Tidak dapat dipungkiri, China menjadi negara yang paling banyak menghasilkan pebulutangkis legendaris di berbagai sektor sejak dahulu.
Di sektor tunggal putri, nama Zhang Ning menjadi salah satu atlet bulutangkis China paling berprestasi. Bahkan, Zhang Ning ini merupakan salah satu rival dari legenda Indonesia, Susy Susanti.
Meski begitu, secara head-to-head Susy Susanti unggul jauh dari Zhang Ning, yakni dalam enam kali pertemuan, Susy Susanti berhasil menang dalam 5 kali kesempatan. Terlepas dari persaingannya dengan Susy Susanti, Zhang Ning ternyata memiliki kisah pilu yang menemaninya selama menapaki panggung bulutangkis dunia.
Ya, Zhang Ning lahir dari keluarga miskin di sebuah daerah bernama Jinzhou, Liaoning pada 1975. Sebagai anak dari keluarga miskin, Zhang Ning berusaha merubah nasib keluarganya melalui bulutangkis.
Sayangnya, perjuangan Zhang Ning untuk melakukan itu tidaklah mudah. Pada pertengahan 1989, Zhang Ning mulai masuk ke akademi bulutangkis Liaoning. Sejak saat satu, dirinya mulai jarang bertemu dengan keluarganya.
Dua tahun berselang, pengorbanan Zhang Ning mulai membuahkan hasil. Berkat kerja kerasnya Zhang Ning dapat masuk ke Pelatnas Federasi Bulutangkis China (CBA).
Namun meski berhasil masuk, Zhang Ning tidak mampu untuk langsung bersinar. Selama tiga tahun, Zhang Ning belum mendapat satupun prestasi sehingga dirinya tak mendapat upah. Hingga pada akhirnya, pada 1994 dirinya berhasil menjadi juara di ajang French Open yang membuat perlahan perekonomian keluarganya membaik.
Kemenangan tersebut juga lantas membuat Zhang Ning dimasukkan ke dalam skuat Piala Uber China untuk berlaga di Jakarta. Sayangnya, pada ajang itu Zhang Ning harus kalah di pertandingan kelima babak final melawan tunggal putri Indonesia, Mia Audina.
Sejak kekalahan itu, Zhang Ning jarang diikutsertakan pada berbagai kompetisi termasuk Olimpiade Atlanta 1996. Bahkan, karena merasa minder, Zhang Ning memilih meninggalkan pelatnas dan kembali ke klubnya.