SEBANYAK 7 pebulu tangkis dunia dengan refleks kecepatan di luar nalar bikin lawan mati langkah akan dibahas Okezone di artikel ini. Refleks kecepatan memang salah satu cara yang ampuh dalam mengembalikan pukulan lawan di dunia olahraga tepak bulu.
Tak jarang refleks kecepatan tersebut membuat para pebulu tangkis mampu mencuri poin dari lawannya. Hingga kini, tak sedikit pebulu tangkis dunia yang memiliki refleks kecepatan di luar nalar bikin lawan mati langkah. Lantas, siapa sajakah mereka?
Berikut 7 Pebulu Tangkis Dunia dengan Refleks Kecepatan di Luar Nalar Bikin Lawan Mati Langkah Menurut Kanal YouTube BP Sport:
7. Yuta Watanabe
Untuk urutan ketujuh dalam daftar pebulu tangkis dunia dengan refleks kecepatan di luar nalar bikin lawan mati langkah ditempati oleh ganda putra Jepang, Yuta Watanabe. Momen refleks kecepatan Yuta Watanabe salah satunya ditampilkan ketika ia dan partnernya, Endo bertemu pebulu tangkis jangkung asal China, Li/Liu, di turnamen Malaysia Open 2018.
Sempat memperpanjang napas di gim kedua, ganda putra China itu akhirnya menyerah di gim ketiga. Momentum diperoleh pasangan Jepang ketika Yuta Watanabe secara tak masuk akal merelakan dirinya tersungkur dengan refleks kecepatan untuk menghindari pukulan lawan yang melebar ke luar lapangan. Refleks Yuta Watanabe membuahkan hasil manis sehingga mendapatkan poin tambahan.
6. Gregoria Mariska Tunjung
Selanjutnya adalah tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung. Tim Uber Indonesia yang ditantang tuan rumah Thailand di Uber Cup 2018 berlangsung di seri dua partai pembuka. Partai ketiga yang mempertemukan Gregoria Mariska melawan Nitchaon Jindapol di Uber Cup 2018, mampu dimenangkan Jorji -sapaan akrab Gregoria- secara dramatis.
Jurus refleks tak masuk akal menjadi kunci kemenangan Gregoria atas Nitchaon Jindapol. Kala itu, Jorji mampu menahan pukulan keras dari wakil Thailand itu dengan refleks kecepatannya sehingga sukses membalikkan shuttlecock yang jatuh di area lapangan lawan.
5. Mohammad Ahsan
Refleks cepat yang ditampilkan Mohammad Ahsan kala ditantang Marcus Gideon/Kevin Sanjaya di final China Open 2019 tak cukup menghindarkan The Daddies -julukan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan- dari kekalahan. Sergapan-sergapan Kevin Sanjaya di depan net memaksa Ahsan untuk jeli melihat arah shuttlecock.
Hebatnya, Babah Ahsan -panggilan Mohammad Ahsan- memang mampu melakukannya. Atlet 35 tahun itu terhitung dua kali dapat menghindari shuttlecock di laga ini dengan refleks kecepatannya sehingga berhasil menambah poin meski pada akhirnya kalah.