Meski kalah, Karunaratne senang bisa kembali berpartisipasi dalam kejuaraan dunia. Namun, dia mengatakan mungkin tahun ini adalah kali terakhirnya berkompetisi di salah satu turnamen paling bergengsi di dunia bulutangkis itu.
“Ini karir yang panjang, senang bisa kembali ke Spanyol untuk Kejuaraan Dunia. Pertama saya di Spanyol, di Seville. Ini mungkin Kejuaraan Dunia terakhir saya. Saya senang bisa sampai sejauh ini,” pungkasnya.
Sekadar informasi, Karunaratne bukan nama asing untuk publik Sri Lanka. Dia telah menjadi ikon dunia bulu tangkis negara di kawasan Asia Selatan itu. Adik laki-lakinya Dinuka dan Diluka juga menonjol dalam dunia olahraga. Adik bungsunya, Chamika, adalah juara bulu tangkis junior sebelum beralih ke olahraga kriket.
Karunaratne bermain bulu tangkis sejak usia 8 tahun pada 1994 dan meraih gelar pertamanya pada 2011 lalu di Kejuaraan Internasional di Puerto Rico. Kini, dia berada di peringkat 124 dunia di nomor tunggal putra dan peringkat 496 di nomor ganda putra.
Tentunya segala pencapaian Karunaratne layak untuk diapresiasi. Ia mampu konsisten untuk terus menjalani turnamen berskala dunia yang tentunya tidak mudah dilalui. (RNR)
(Rachmat Fahzry)