TOKYO – Mencegah penyebaran Covid-19, penyelenggara Paralimpiade Tokyo 2020, memperketat aturan protokol kesehatan, termasuk meningkatkan intensitas tes virus corona. Otoritas juga membatasi pergerakan peserta menjelang upacara pembukaan.
Paralimpiade akan dibuka Selasa (24/8/2020). Sebelumnya acara olahraga ini mengalami penundaan karena pandemi selama satu tahun.
Penyelenggara Olimpiade telah melaporkan 547 kasus terkait dengan Olimpiade Tokyo sejak 1 Juli, namun sudah ada 131 kasus di antara peserta Paralimpiade bahkan dua hari sebelum upacara pembukaan.
Baca juga: Paralimpiade Tokyo 2020 Segera Mulai, NOC Indonesia Perkuat Kerja Sama dengan NPC Indonesia
Sementara itu, Jepang telah melaporkan lebih dari 25.000 kasus harian secara nasional dalam beberapa hari terakhir, bahkan di tengah kondisi beberapa wilayah termasuk Tokyo berada dalam keadaan darurat COVID-19.
Baca juga: Profil Atlet Paralimpiade Tokyo 2020: Sudah Berusia 51 Tahun, Ukun Rukaendi Tetap Berprestasi
Peserta Paralimpiade, seperti rekan-rekan mereeka di Olimpiade, harus mengikuti aturan dalam buku pedoman atau "playbooks" yang mengharuskan mengenakan masker, melakukan tes harian untuk atlet dan membatasi pergerakan.
Namun, CEO Tokyo 2020 Toshiro Muto, Minggu, mengatakan "diperlukan tindakan hati-hati lebih lanjut," dikutip dari AFP.
Langkah terbaru untuk mencegah penyebaran COVID-19 itu termasuk mengharuskan staf yang berbasis di Jepang di Kampung Atlet -- yang saat ini dites setiap empat hari sekali -- untuk dites setiap hari.